“Aku Mantan Dai dan Daiyah”

Share to :

alhikmah.ac.id – Dunia memang memikat..

Jika tidak percaya silakan tanya kepada mantan “akhwat”..
Yang kini jilbab lebarnya berubah jadi kerudung ikat..

Jilbab transparan dan pendek gak masalah yang penting bisa memikat..
Kaidah syar’i sudah bukan lagi prinsip, dan ukhuwah bukan lagi perekat..

Akhirnya sedikit-demi sedikit menjauh dari sahabat..
Mulai dari hadir pengajian selalu terlambat..
Lalu berkilah sedang menebus obat..
Entah obat tetes mata atau obat hati dan semangat yang kian sekarat..
Diteruskan dengan ocehan dan celotehan ringan sampai obrolan berat..
Mulai dari canda yang tak tertata, sampai pola pikir yang mulai membarat..

Entah lupa identitas atau memang tabi’at..
Yang jelas kini sudah tidak lagi peduli akhirat..
Yang penting baginya segera keluar dari dakwah yang dianggapnya sebagai jerat..

Jangan lagi bicara tentang batasan syari’at..
Karena dalam otaknya sudah penuh dengan kilah dan alasan untuk mendebat..
Jangan lagi bicara kemuliaan Islam, karena baginya dunia lebih menguntungkan dari akhirat..
Jangan lagi bicara hukum fiqih, karena semua telah menjadi halal hanya dengan satu alasan, SYAHWAT..
Jadwal luluran dan kosmetik kini jadi hal yang paling hebat..
Padahal dulu dia jauhi karena tabarruj itu gawat..

Paham agama atau tidak, untuk jadi suami baginya sudah tidak lagi menjadi syarat..
Siapapun bisa jadi penasihatnya walau tidak lagi shalat..
Siapapun bisa jadi imamnya walau terus bermaksiat..
Masa-masa heroik perjuangan dakwah baginya sudah lewat..
Kini baginya masa untuk menikmati masa “indah” tanpa “jerat”..
Dunia memang memukau..

Jika tidak percaya, silakan tanya kepada begitu banyak “ikhwan” galau..
Pose ini itu pamer ketampanan dan bergaya bak andy lau..
Mabit, liqo, tilawah ah sudah gak zaman lah yau..
Jika diajak bicara bukan lagi dengan dalil, tapi sebatas meracau..
Semua orang dianggap pola pikirnya kuno, lalu hanya dialah yang “wow”..
Yang belum nikah selalu aktif distatus akhwat. hellow..
Berharap salah satu dari mereka bisa terpukau..
Berharap dapet istri shalihah, tapi diri sendiri? aw aw aw..

Ehh yang sudah nikah sibuk buat membully yang masih bujangan..
Ke sana ke sini berlagak ngasih wejangan..
Padahal sebenarnya cuma mau pamer pasangan..
Menghina sang lajang seolah menjadi kesenangan..
Sehingga semua hal selalu berujung dengan celaan..

Yang di rumah sibuk ngurus anak, eh dia sibuk cari “sampingan”..
Bergaya sebagai “sang bijak” tempat curhat segala kalangan..
Sedikit-demi sedikit makin tertutup, karena takut ketahuan sedang “berduaan”..
Jangan lagi bicara binaan, militansi, dan kaderisasi;
Karena yang penting sekarang adalah kesenangan..
Dia lakukan apa yang dia larang sendiri seolah tidak takut “kaburo maktan”..

Dunia memang memikat dan memukau hingga banyak yang akhirnya berjatuhan dan akhirnya berhenti dari jalan dakwah.
Sebagian dari mereka memilih untuk menjadi “orang biasa” saja hanya untuk menghindari amanah.
Sebagian lainnya menganggap dakwah sebagai jerat dan belenggu.
Nikmatnya ukhuwah dalam iman dianggapnya kesengsaraan.
Dan mataku menyaksikan bahwa semua itu menyebabkan tidak sedikit mantan dai yang akhirnya…

Memilih maksiat daripada taat.
Memilih jahiliyah daripada Islam
Memilih jalan yang buruk daripada jalan yang baik Islam ajarkan.

Kepada jiwa yang masih ingin kembali kepada maghfirah Rabb-nya, Allah menjanjikan sebuah balasan yang sangat indah: “Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al A’raaf 7: 153)

***

*Ditulis dalam keadaan gemetar sambil membayangkan satu persatu mujahid dakwah tumbang dan berganti arah. Dan sambil berharap semoga Allah kuatkan kaki dan langkah ini, karena memang benar bahwa dakwah itu tidak bisa dipikul oleh orang yang manja dan lemah tekad. Jazakallah untuk akh Junaedi Putra.

Picture of admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sign up for our Newsletter