Bacaan Sir dan Jahr

Share to :

alhikmah.ac.id – Ada beberapa hadits yang menyebutkan anjuran nyaringkan suara dalam qira’ah, namun ada pula beberapa hadits yang menyebutkan anjuran merahasiakan bacaan atau merendahkannya. Jenis yang pertama seperti yang disebutkan di dalam Ash-Shahihain.

“Allah tidak mengizinkan bagi sesuatu pun seperti yang diizinkan-Nya bagi seroang nabi kebagusan suara untuk melagukan Al-Qur’an dan menyaringkannya.” (Diriwayatkan Al-Bukhary dan Muslim).

Jenis kedua adalah hadits riwayat Abu Daud dan At-Tirmidzy serta An-Nasa’y.

“Orang yang menyaringkan bacaan Al-Qur’an seperti orang yang menampakkan shadaqahnya, dan orang yang membaca Al-Qur’an dalam hati seperti orang yang merahasiakan shadaqahnya.”

Menurut An-Nawawy, cara mengompromikan antara keduanya, bahwa membacanya di dalam hati adalah lebih baik jika dikhwatirkan mendatangkan riya’, mengganggu orang yang sedang shalat atau yang sedang tidur. Di luar itu, maka membacanya secara nyaring adalah lebih baik, karena amal dengan menyaringkannya lebih banyak, faidahnya bisa merambah ke orang lain yang mendengarkannya, bisa membangkitkan hati pembacanya, menghimpun hasratnya untuk berpikir, memusatkan pendengaran kepada apa  yang dibaca, dapat mengusir kantuk dan menambah semangat. Pengompromian ini dikuatkan hadits riwayat Abu Daud dengan sanad yang shahih, dari Abu Sa’id bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang berada di masjid, lalu beliau mendengar ada orang yang menyaringkan bacaan Al-Qur’an. Maka beliau menyibak tabir dan bersabda, “Ketahuilah bahwa setiap orang di antara kalian bermunajat kepada Rabb-nya, maka janganlah sebagian diantara kalian menganggu sebagian yang lain, dan janganlah sebagian diantara kalian mengeraskan bacaan di atas sebagian yang lain.”

Sebagian orang berpendapat, dianjurkan bacaan secara nyaring untuk sebagian dan sebagian bacaan dibaca di dalam hati. Sebab orang yang membaca di dalam hati bisa bosan, sehingga dia perlu berganti dengan bacaan secara nyaring. Sementara yang membaca secara nyaring bisa payah, sehingga dia perlu membaca di dalamhati.

Abu Daud meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa dia berkata, “Bacaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada malam terkadang secara nyaring dan terkadang di dalam hati.”

 

Picture of admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sign up for our Newsletter