Beberapa Jenis Variasi untuk Keharmonisan Keluarga

Share to :

alhikmah.ac.id – Apakah yang akan terjadi apabila kehidupan rumah tangga berdiri di atas rutinitas-rutinitas yang mekanistik? Apakah yang akan terjadi apabila rumah tangga berjalan mengalir tanpa definisi akan arah tujuan yang hendak dicapai dan dilalui? Apakah yang akan terjadi apabila kehidupan rumah tangga hanyalah ekspresi dari penunaian kewajiban, tanpa sentuhan cinta dan kasih sayang yang hakiki?

Bosan. Menjemukan. Rutinitas yang berlangsung dalam waktu lama, akan cenderung membentuk sebuah perilaku di bawah sadar, yang sering kali tidak bisa dinikmati keberadaannya. Makanan yang sesungguhnya sangat lezat dan enak lagi mahal harganya, apabila menjadi konsumsi sehari-hari, akan hilang nilai kelezatan dan keistimewaannya. Semua menjadi biasa saja. Hambar.

Kita lebih bisa merasakan enaknya nasi, apabila berada dalam satu kondisi atau wilayah di mana terjadi kelangkaan beras. Yang tersedia hanya bahan makanan lain, seperti ubi-ubian, gandum atau jagung. Dalam waktu beberapa bulan, sehari-hari “terpaksa” makan roti gandum, karena tidak ada nasi. Suatu saat menemukan beras lagi, akan terasakan betapa nikmat memakan nasi.

Mengendarai mobil yang amat bagus dan mewah serta berharga milyaran rupiah, apabila dilakukan sehari-hari, akan menyebabkan kenikmatannya berubah menjadi biasa-biasa saja. Kemewahan mobil menjadi tidak demikian bermakna karena sehari-hari secara rutin mengendarainya. Mobil itu baru terasa nikmat dan mewah, apabila kita berada dalam suatu daerah di mana yang tersedia hanya alat transportasi tradisional, seperti sepeda kayuh, kereta yang ditarik kuda, atau gerobak yang ditarik sapi.

Sama halnya dengan rumah tangga yang berjalan secara mekanis dan monoton. Keindahan dan kenikmatannya seringkali terasa biasa-biasa saja. Istri secantik apapun, suami setampan apapun, apabila kehidupan mereka berjalan secara “lugu”, mengalir apa adanya, tanpa kreasi, akan menyebabkan kecantikan dan ketampanan tersebut tidak memberikan sentuhan keistimewaan seperti semula. Orang lain memuji pasangan yang dianggap serasi tersebut, namun kenyataannya mereka melalui hidup dengan biasa saja, tidak seperti bayangan orang yang menilai mereka.

Variasi Cinta

Inilah alasan untuk menjelaskan pentingnya evaluasi dan pembaruan cinta dalam rumah tangga, agar tidak mengalir apa adanya, mengikuti ritme rutin keluarga pada umumnya. Perlu variasi yang dihadirkan secara tepat dalam kehidupan rumah tangga, agar semua merasakan keindahan cinta. Agar suami merasakan nilai perjuangan istri dalam mencintai suami, agar istri merasakan kesungguhan suami dalam mencintai istri.

Sebagian orang berpikir, untuk menghindarkan diri dari kejenuhan dan rutinitas, mereka memerlukan variasi yang menantang. Mereka berganti-ganti pasangan dalam rangka mendapatkan sensasi baru, sehingga terhindar dari kebosanan dalam suasana yang monoton di rumah tangga. Sebagian yang lain memiliki kebiasaan “jajan” di tempat lokalisasi, ada yang memiliki istri atau suami simpanan, bahkan konon ada pula perilaku “arisan” lelaki. Tentu saja tindakan seperti ini sudah menyimpang terlalu jauh, diukur dalam parameter apapun.

Variasi yang diperlukan dalam rumah tangga, tidak boleh sampai melanggar aturan agama, norma susila dan adab kesopanan yang sudah melekat pada masyarakat Indonesia yang dikenal religius. Suami dan istri harus saling memiliki kesetiaan, menjaga kehormatan diri dan pasangan, serta menjauhkan diri dari pengkhianatan cinta. Tindakan selingkuh bukanlah variasi cinta, namun pengkhianatan cinta. Tindakan jajan ke lokalisasi bukanlah variasi cinta, namun penghancuran cinta. Tindakan memiliki suami atau istri simpanan bukanlah variasi cinta, namun penyimpangan cinta.

Variasi dalam Interaksi

Sesekali waktu, suami melaksanakan tugas kantor, atau urusan bisnis, ke luar kota selama beberapa hari. Berpisahnya suami dan istri dalam waktu tertentu karena alasan tugas atau dinas, merupakan variasi yang terjadi secara alami. Suami dan istri akan merasakan kerinduan karena terpisah. Mereka mengerti bagaimana rasanya ketika hidup sendiri tanpa suami atau tanpa istri. Ini adalah contoh variasi dalam interaksi, suatu waktu bertemu dan berkumpul, pada waktu yang lain terpisah karena tugas atau kepentingan lain.

Bahkan, sesekali waktu hentikan aktivitas kerumahtanggaan yang selama ini rutin Anda lakukan di rumah. Misalnya sehari tidak mencuci piring, tidak mencuci baju, tidak membersihkan dapur, tidak merapikan kamar tidur dan lain sebagainya. Lihat apa yang terjadi jika sehari saja aktivitas rutin rumah tangga tidak dilakukan. Cucian yang menumpuk, sampah dapur yang menggunung, ruang yang banyak kotoran, mainan anak yang berantakan dan bertebaran di semua ruang. Dengan demikian, semua pihak akan bisa lebih menghargai aktivitas rutin di rumah tangga yang selama ini dianggap hal sederhana dan sepele saja.

Variasi dalam Komunikasi

Suami dan istri tidak selalu berkomunikasi secara verbal dengan obrolan secara langsung. Sesekali waktu perlu mencoba komunikasi dengan berbagai sarana dan teknologi. Kebiasaan SMS, telepon, email, chatting merupakan variasi dari komunikasi, sehingga semua bisa tersalurkan secara tepat, cepat dan menimbulkan suasana yang berbeda-beda. Bahkan sesekali waktu perlu berkomunikasi menggunakan surat yang ditulis dengan tangan di atas selembar kertas, seperti masa dulu saat belum berkembang teknologi internet.

Variasi dalam Penampilan

Sesekali waktu suami perlu tampil di hadapan istri dengan penampilan yang unik, lain dari biasanya. Demikian pula sesekali waktu istri perlu tampil di hadapan suami dengan pakaian yang tidak seperti biasanya. Variasi dalam penampilan ini merupakan salah satu cara untuk memperbarui cinta dalam keluarga. Penampilan suami dan istri tidak monoton, tidak “itu itu saja”. Kadang ada daster yang dipakai setiap hari, sehingga terkesan “kucel” dan tidak menarik lagi. Kadang ada sarung yang dipakai setiap hari sehingga menimbulkan kesan kumuh dan tidak memiliki selera seni.

Variasi dalam Pelayanan

Pelayanan pun perlu variasi. Pelayanan di tempat tidur, dalam urusan hubungan suami istri, harus banyak melakukan variasi, agar tidak membosankan yang menyebabkan tidak ada gairah untuk melakukannya lagi. Baca beberapa buku atau artikel terkait teknik bercinta, yang membuat suami dan istri pandai melakukan aktivitas ranjang dengan berbagai variasi. Pelayanan urusan makan pun bisa selalu divariasi. Sesekali waktu makan bersama keluarga di meja makan, sesekali waktu di kebun atau taman belakang rumah, sesekali waktu makan di restoran, dan seterusnya.

Oleh: Cahyadi Takariawan

Picture of admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sign up for our Newsletter