alhikmah.ac.id – Satu kali ketika Ibnu Umar melakukan perjalanan menuju kota Makkah bersama Ibnu Dinar dan beberepa orang lain, bertemu bertemulah dengan seorang Badui yang juga sedang melakukan perjalanan. Tiba-tiba Ibnu Umar bertanya kepadanya , “Apakah Engkau Fulan bin Fulan” ? “Ya” jawab lelaki badui itu. Maka serta merta Ibnu Umar turun dari kendaraannya dan memberikannya kepada Babui tersebut, bahkan beliau juga memberikan tutup kepalanya kepada badui tersebut. Melihat ini Ibnu Dinar mengatakan, maka kami berkata kepada Ibnu Umar :
أَصْلَحَكَ اللهُ إِنَّهُمْ الأَعْرَابُ وَهُمْ يَرْضَوْنَ بِالْيَسِيْرِ
“Semoga Allah perbaiki kondisimu, Orang-orang Badui itu, mereka sudah akan senang diberi sedikit ? ” demikian komentar mereka. Namum Ibnu Umar berkata : Tahukah engkau siapa dia ? Ayahnya orang ini adalah kawan dekatnya Umar bin Khaththab, ayahandaku. Dan aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda
إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيْهِ
“ Sesungguhnya yang termasuk kebajikan yang sangat baik adalah ketika seseorang menjalin hubungan baik dengan keluarga teman dekat ayahanya” (Hadits riwayat Muslim).
Saudaraku sekalian…
Demikianlah Islam, Agama yang mulia ini mengajarkan kepada kita untuk menjalin hubungan baik dengan keluarga kawan dekat ayah kita. Kalau demikian adanya sudah pasti Islam juga mengajarkan agar kita menjalin hubungan baik dengan kawan-kawan dekat dan sahabat orang tua kita. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ وُدَّ أَبِيْهِ.
“Sesungguhnya kebaikan yang terbaik itu adalah ketika seseorang menjalin hubungan baik dengan sahabat ayahandanya”. (HR. Muslim)
Jika kepada sahabat orang tua kita, kepada anak-anak dari sahabat orang tua kita, Islam meminta kita untuk berbuat baik kepada mereka semua, menjalin muamalah dengan baik kepada mereka. Kira-kira bagaimana menurut para hadirin semua , Apa yang diajarkan Islam terkait hubungan kiita dengan orang tua kita sendiri ? tentunya sudah sangat pasti dan pasti… Islam akan meminta kepada kita, agar berbakti kepada mereka berdua, dan tentunya berbakti kepada ayah dan bunda kita adalah amal kebaikan yang bernilai sangat tinggi di mata Allah dan Rasulullah saw.
Ibnu Masud pernah bertanya kepada Rasulullah saw ;
أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلى اللهِ تَعَالَى ؟
Perbuatan apakah yang paling dicintai Allah ta`ala ?
Yang pertama Rasulullah menjawab : “Sholat tepat pada waktunya” kedua beliau mengatakan “Berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) baru yang ketiga beliau mengatakan “Jihad di jalan Allah” (HR. Bukhori Muslim)
Hadirin yang dimuliakan Allah…
Semua kita yang hadir di sini adalah seorang anak, anak dari kedua orang tua kita… walaupun banyak yang sudah memiliki anak, walaupun banyak diantara kita yang hadir adalah seorang ayah, tapi tetap saja kita punya orang tua, walau diantara kita ada yang orang tuanya tidak lagi bersama kita di dunia ini … semoga dengan bekal kebaikan, Allah subhanahu wa ta`ala akan menempatkan mereka di tenpat yang mulia…
Sesungguhnya adanya kita sebagai manusia cukup menjadi alasan bagi kita untuk berbakti kepada kedua orang tua kita, apalagi kita sebagai manusia-manusia yang beriman , sudah pasti akan terpanggil untuk mau berbakti kepada kedua orang tua. Allah swt berfirman dengan menyebut kata manusia
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا
“Dan Kami wasiatkan (Perintahkan) kepada Manusia agar berbakti kepada kedua orang tua” (Qur’an surah Al-Ankabut ayat : 8)
Ketika seseorang bertanya , Siapakah yang paling berhak, Aku berbuat baik kepadanya ? Maka Rasululullah menjawab ; “Ibumu”, kemudian siapa ? “Ibumu” , Kemudian siapa ? “Ibumu”. Terus siapa lagi ? “Ayahmu”. (Hadits riwayat Bukhori-Muslim)
Tiga kali Rasulullah menyebut “ibu”. Baru kemudian beliau menyebut “ayah”. Lihatlah ibunda kita..! bagaimana telah bersusah payah mengandung kita selama 9 bulan 10 hari. Cobalah kita Tanya kepada bunda kita, bagaimana rasanya ketika beliau melahirkan kita ? bagaimana capeknya beliau yang ditemani ayah kita setiap malamnya menjaga diri kita, apalagi pada 40 hari pertama pasca kelahiran kita, disaat kesehatan bunda kita yang belum pulih Ia masih harus mengurus diri kita. Dengan ikhlasnya bunda melakukan semua itu, dan ia tidak pernah mengeluh kepada kita. Maka pantaslah sebagai menusia kita berbakti kepada bunda dan ayah kita.
Saudaraku semua…
Ternyata walau mereka telah meninggalkan kita, di saat mereka sudah tiada, Islam masih mengajarkan kepada kita untuk berbakti kepada mereka dengan ; mendoakan, memintakan ampun dosa mereka, menunaikan janjinya, menjalin silaturrahim dengan orang-orang yang pernah dekat dengan mereka.
Hadirin yang berbahagia…
Balasan terbaik yang bisa kita berikan kepada kedua orang tua kita adalah ketika kita senantiasa berupaya menjadi anak yang sholih, karena inilah pemberian terbaik seorang anak kepada kedua orang tuanya. Karena satu dari tiga hal yang akan terus mengalirkan kebaikan kepada kedua orangtua di saat mereka telah tiada adalah doa dari anak yang sholih. Maka jadikanlah diri kita sebagai anak yang sholeh. Tidak sebaliknya malah menjadi anak yang durhaka, karena kedurhakan kepada kedua orang tua termasuk dosa besar; minal kabaair. Maka selama kita masih bersama mereka, marilah kita berupaya membuat mereka bisa tersenyum karena kita, karena kita.. air mata kesedihan mereka terhenti, mereka bisa berbahagia di dunia dan kelak di akherat. Insyaa Allah…
Demikianlah khutbah singkat ini, semoga kiranya Allah swt memudahkan kita menjadi anak-anak yang sholeh, juga memudahkan kita yang sudah menjabat sebagai orang tua untuk memberi tauladan kebaikan kepada anak-anak kita .amiin yaa Rabbal `Alamiin.
Wallahu A`lam bish Shawaab (nusamslim)