Indonesia, negeri yang kaya akan keberagaman, telah mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia merangkum berbagai suku, bahasa, dan budaya. Setiap sudut negeri ini menjadi saksi bisu dari keberagaman yang memperkaya, namun juga menantang.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2022 sebanyak 68,82 juta jiwa penduduk Indonesia masuk kategori pemuda. Angka tersebut porsinya mencapai 24% dari total penduduk. Seiring waktu, terjadi pergeseran demografis yang signifikan. Populasi muda, dengan rata-rata usia di bawah 30 tahun, mengambil peran penting dalam membangun masa depan. Namun, di sisi lain, kelompok tua tetap menjadi penjaga nilai-nilai luhur nenek moyang.
Di sisi lain dari semua peluang dan perkembangan tersebut, selalu terdapat perdebatan mengenai kepantasan antara pemimpin muda yang ingin mempercepat perubahan dan pemimpin tua yang menghormati warisan budaya. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang lebih sedikit, dapatkan pemimpin muda mengemban amanah Indonesia dengan kekayaan dan keberagamannya yang begitu kompleks. Sedangkan pemimpin tua yang dengan pengetahuan dan pengalamannya, sudah siapkah beradaptasi terharap perkembangan zaman yang begitu cepat. Masing-masing memiliki tantangannya tersendiri. Tapi sejauh mana perdebatan ini dapat memberi solusi, dan sejauh mana harmoni antara dua generasi ini dapat ditemukan?
Sebagai wadah lahirnya pemikiran-pemikiran baru, inovatif serta membangun, kampus menjadi wadah diskusi untuk beragam persoalan, termasuk diantaranya mengenai perdebatan pemimpin muda atau pemimpin muda. Opini Masyarakat Umum (OPIUM) CLUB yang diinisiasi oleh UKM Literatura menghadirkan diskusi dengan tema “Pemimpin Muda atau Pemimpin Tua, Mana yang Relevan untuk Indonesia di Masa Depan” yang diselenggarakan pada Sabtu, 2 Desember 2023 di Aula Kampus STID DI Al-Hikmah Jakarta. Diskusi perdana ini menghadirkan para mahasiswa lintas organisasi, yaitu Koordinator Media BEM SI, Ranger Angga MHJ, Ketua KAMMI MABDA, Jaysurahman, Bidang Perempuan KAMMI Jaksel, Fitya Nabila Rabbani dan Ketua DSM BEM STIU, Dzakiah Mutmainah.
Diskusi ini diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa terkait tema tersebut dan meningkatkan kreatifitas dari mahasiswa agar terus menyiapkan diri untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Indonesia, dengan segala kompleksitasnya, memiliki peluang luar biasa untuk menjadi teladan keberhasilan harmoni antara tradisi dan teknologi. Melalui dialog terbuka dan kerjasama antara generasi muda dan tua, Indonesia bisa mencapai puncak keemasan yang tidak hanya diukur dari segi ekonomi dan teknologi, tetapi juga dari kearifan lokal yang tetap dijaga dan dihormati.