alhikmah.ac.id – Orang yang menghapal Al-Qur’an harus iklas dan memurnikan niat ketika mempelajarinya, memurnikan tujuan hanya karena mengharapkan ridha Allah, mempelajari dan mengajarkannya karena Allah semata, bukan karna ingin menyombongkan diri di hadapan manusia dan bukan untuk mencari dunia. Al-Imam Al-Qurthuby menyebutkan didalam Mukadimah tafsirnya, bab peringatan bagi penghapal Al-Qur’an dan para penuntut ilmu syariat dari bahaya riya. Beliau menyebutkan firman Allah,
‘’Sembahlah Allah dan jangan kalian mempersekutu-Nya dengan sesuatu apapun.’’(An-Nisa’:36)
‘’Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah dia mengerjakan amal sholeh dan janganlah dia mempersekutupun seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya. ‘’(Al-Kahfi:110)
Imam Muslim meriwatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, ‘’Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘’Sesungguhnya orang pertama-tama di adili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid. Dia di datangkan dan nikmat-nikmatnya diperlihatkan kepadanya, maka dia pun mengetahuinya. Allah bertanya, ‘Apakah yang telah kamu lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab, ‘Aku berperang karena Engkau hingga aku mati syahid.’ Allah berfirman, ‘Kamu dusta, tapi kamu berpegang agar di katakana, “seorang pemberani,” Kemudian dia diperintahkan untuk diseret pada wajahnya hingga dia dilemparkan ke neraka. Ada pula seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarnya serta membaca Al-Qur’an. Maka dia didatangkan dan nikmat-nikmatnya diperlihatkan kepadanya sehingga dia mengetahuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan didunia?’”, ia menjawab, “Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an karena Engkau”. Allah berfirman, “kamu dusta”, kamu mempelajarinya agar dikatakan, “orang yang berilmu”, kamu membaca Al-Qur’an agar dikatakan, “seorang qari”, dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu)”. Kemudian dia diperintahkah agar dia diseret pada wajahnya hingga dia dilemparkan ke neraka. Ada pula seseorang yang hidupnya dilapangkan Allah, Dia memberinya semu jenis harta benda. Maka dia didatangkan dan nikmat-nikmatnya diperlihatkan kepadanya sehingga dia mengetahuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan didunia?’”, orang itu menjawab, “aku selalu mengeluarkan shadaqah karena Engkau”. Allah berfirman: “kamu dusta, kamu melakukannya agar dikatakan, “seorang yang dermawan”, dan memang itulah yang dikatakan (tentang dirimu)’. Kemudian dia diperintahkan untuk diseret pada wajahnya kemudian dia dilemparkan ke neraka.’’(Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy).
Masih berkait dengan hadist ini, Abu hurairah mengatakan, ‘’Kemudian Rasulullah SAW memukul kedua lututku seraya berkata, ‘’Hai Abu Hurairah, tiga orang inilah yang pertama kali dari makhluk Allah yang menyalakan api neraka pada hari kiamat.’’
Ibnu Abdil-Berkata, hadist ini diperuntukkan bagi orang yang tidak ikhlas dalam ilmu dan amalnya untuk mengharapkan ridha Allah.’’
Diriwayatkan dari nabi SAW, ‘’Siapa yang mencari ilmu karena selain Allah, lebih layak mendapatkan tempat tinggal di neraka.’’ (dirawayatkan Ibnu Majah).
Dari Abu Hurairah RA ,dia berkata, ‘’Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mempelajari suatu ilmu yang seharusnya dia mengharapkan ridha Allah, dia tidak mempelajarinya melainkan karana untuk mendapatkan harta didunia, maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat. ‘’ (diriwatkan Abu Daud dan At-Tirmidzy).
At-Tirmizy meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata, ‘’Rasulullah SAW bersabda: “Berlindunglah kepada Allah dari Jubbul-Hazan. ‘’Mereka bertanya, ‘’Wahai Rasulullah, apakah Jubbul-Hazan itu?’’, beliau menjawab, ‘’Sebuah lembah di jahannam, yang Jahannam pun berlindung darinya setiap hari seratus kali.’’ Ada yang bertanya, Wahai Rasulullah siapakah yang masuk kesana? ‘’Beliau menjawab, para penghapal Al-Qur’an yang membangga-banggakan amalnya.’’(diriwayatkan At-Tirmidzy).
Penghapal Al-Qur’an dan pencari ilmu harus takut kepada Allah tentang dirinya, memurnikan amal bagi Allah semata. Jika dia melakukan sesutu yang di benci Allah, hendaklah dia segera bertaubat dan kembali kepada-Nya, lalu memulai lagi keikhlasan dalam pencarian dan amal-Nya.
Sufyan bin Uyainah berkata: kami mendengar dari Ibnu Abbas, dia berkata: “sekiranya para penghapal Al-Qur’an mengambilnya menurut haknya dan sebagaimana semestinya, tentu Allah akan mencinti mereka. Tapi jika unutk mencari dunia dengannya, tentu Allah membenci mereka dan diri mereka hina di mata orang lain.’’