alhikmah.ac.id – Banyak hadits dari Rasullah Shallah Alaihi wa Sallam yang menganjurkan penghapalan Al-Qur’an atau membacanya tampa melihat ke Mushaf, agar diri orang Muslim tidak lepas dari kitab allah, seperti yang di sebutkan dalam hadist yang diriwatkan Ibnu Abbas secara marfu’.
إن الذى ليس فى جوفه شيء من القران كالبيت الخرب
“Sesungghnya orang yang di dalam dirinya tidak ada sedikit pun dari Al-Qur’an, maka ia seperti rumah yang roboh.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi)
Rasullah saw mengometari orang-orang yang menghapal Al-Qur’an dan mengajarkannya, menepatkan mereka pada kedudukan tersendiri dan melebihkan mereka daripada yang lain.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, ‘’Rasulullah saw mengirim beberapa orang utusan yang jumlahnya cukup banyak. Lalu beliu mengecek mereka satu persatu, tentang hapalan Al-Qur’annya. Beliau tiba pada salah seorang di antara mereka yang paling muda usianya. Beliau bertanya apa, ‘’Apa yang engkau hapalkan fulan?’’
Orang itu menjawab, ‘’Aku hapal ini dan itu serta surat Al-Baqarah .’’beliau bertanya , ‘’Apakah engkau hapal surat Al-Baqarah?’’ ‘’benar jawabnya. Beliau bersabda, ‘’Pergilah dan engkau adalah pemimpin rombongan.
Seseorang yang lebih terpandang di antara mereka berkata, ‘’Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku untuk menghapal surat AL-Baqarah melainkan karena aku takut tidak mampu melaksakan isinya.’’
Lalu beliau bersabda, “Pelajarilah Al-Qur’an dan bacalah ia. Sesungguhnya perumpamaan Al-Qur’an bagi orang yang mempelajarinya lalu dia membacakannya, seperti kantong kulit yang diisi kepada minyak kesturi, yang aromanya menyebar ke segala penjuru. Siapa yang mempelajarinya lalu dia tidur seperti kantong kulit yang diisi minyak kepada kesturi
Jika demikian ini di perlakukan beliau terhadap seseorang ketika masih hidup, maka setelah meninggal, jasadnya di dahulukan pengurusannya oleh beliau, seperti perlakuan terhadap para syuhada perang Uhud.
Beliau biasa mengutus para qori’ diantara para sahabat untuk mengajarkan kewajiban-kewajiban Islam dan adab-adabnya, karena mereka hapal kitab Allah dan lebih mampu melaksanakan tugas ini. Diantara mereka itu ada tujuh puluh orang orang yang mati syahid di perang Bi’r Ma’unah yang terkenal dalam tarikh, karena pengkhianatan orang-orang musyrik.
Dari Abu Hurairah Rahiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallalhu ‘Alaikhi Wa Sallam bersabda,
“orang yang membaca Al-Qur’an datang pada hari kiamat, lalu Al-Qur’an berkata, ‘Ya Rabbi, berilah dia pakaian.’ Maka dia diberi mahkota kemuliaan. Kemudian Al-Qur’an berkata lagi, ‘Ya Rabbi, tambahilah.’ Maka dia di beri pakaian kemuliaan. Kemudian Al-Qur’an berkata lagi. Ya, Rabbi ridhilah dia.’ Maka allah ridha kepadanya. Lalu di katakana kepadanya, ‘Bacalah dan tingkatkanlah.’ Dan di tambahi satu kebaikan dari setiap ayat.’’ (diriwayatkan At-Tirmizi)
Pahala allah di akhirat tidak hanya diberikan kepada orang yang membaca Al-Qur’an semata, tetapi cahayanya juga merambah kepada kedua orang tuanya, sehingga keduanya mendapatkan barakah dari imbasnya.
Dari Buraidah, dia berkata. ‘’Rasulullah saw bersabda,
‘’Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya isinya, maka pada hari kiamat dia diberi mahkota dari cahaya, yang sinarnya seperti sinar matahari, dan kedua orang tuanya diberi dua lembar pakaian yang tidak mampun di kenakan di dunia . Kedua orang tuanya bertanya, ‘Mengapa kami di beri pakaian ini? ‘Ada yang menjawab, ‘ Karena anakmu yang membaca Al-Qur’an .’ ‘’(diriwayatkan Al- Hakim).
Kedua orang tua menerima kehormartan dari Allah ini, karena keduanya mempunyai andil dalam membibing anaknya untuk membaca Al-Qur’an semajak kecil. Yang demikian merupakan anjuran bagi ayah dan ibu membimbing anak-anaknya agar menghapal Al-Qur’an selagi masih kecil.
Ibnu Mas’ud berkata, ‘’Sesungguhnya rumah yang paling kosong dari berokah ialah rumah yang di dalamnya tidak dibacakan sedikit pun Al-Qur’an.’’
Al-Mundziry menyebutkan di dalam At-Tarqhib wat-Tarhib dengan lafaz, ‘’Rumah yang paling kecil’’ . Artinya, rumah yang paling hina dan rendah nilainya.
