alhikmah.ac.id – Cukup terkejut dan miris membaca berita belakangan ini tentang seorang paranormal yang diuji membaca Al-Fatihah oleh para ulama di MUI, namun paranormal itu salah hingga 3 kali. Padahal surat Al-Fatihah adalah surat yang paling lancar dibaca oleh seorang muslim, bahkan seorang mualaf. Dan walaupun seorang muslim itu dites membaca Al-Fatihah pada saat ia baru saja bangun tidur, tentu akan lancar dibaca. Ada yang sudah pernah mencobanya?
Tulisan ini terinspirasi dari berita paranormal itu memang. Karena kebetulan penulis pernah mendapat nasehat dari seorang penghafal Qur’an bahwa idealnya tiap surat dalam Al-Qur’an itu kita hafal sebagaimana kita lancar membaca Al-Fatihah. Saat sedang sakit kepala, baru bangun tidur, atau apa pun kondisinya kecuali sedang tidak sadar, seorang muslim akan lancar membaca Al-Fatihah.
Lalu apa kuncinya hingga Al-Fatihah itu menjadi surat yang paling lancar dibaca seorang muslim? Tentu dengan mudah dijawab: pengulangan. Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an: “Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu (wahai Muhammad) tujuh ayat yang diulang-ulang bacaannya dan seluruh Al-Quran yang amat besar kemuliaan dan faedahnya.”” (Surah al-Hijr : 87)
Minimal 17 kali dalam sehari kita mengulang bacaan Al-Fatihah. Dan begitu seterusnya hingga habis usia.
Maka bila ingin agar surat lain kita baca selancar membaca Al-Fatihah, bacalah berulang-ulang.
Imam besar Masjid Nabawi, Syaikh Al Ghamidi, saat kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan bahwa kunci utama dalam menghafal Alquran adalah terus mengulang hafalan.
“(Penghafal Alquran) harus senantiasa dengan dua hal, tikrar (mengulang) dan istimrar (berkelanjutan). Ia harus terus mengulang hafalan yang telah dihafalnya dan melanjutkan hafalan barunya,” begitu ujarnya.
Beliau menjelaskan, “Para Imam Haramain (Makkah dan Madinah) terus mewanti-wanti (kepada muridnya). Kalian harus mengulang hafalan Alquran kalian sampai 40 kali atau 50 kali. Misalkan Surat Albaqarah itu diulang sampai 50 kali. Setelah itu ia pasti akan dhabit (kuat hafalannya). Terkadang memang dirasakan, menjaga hafalan (dengan mengulang hafalan tersebut) jauh lebih susah daripada menghafalnya dulu.”
Ada banyak variasi pendapat mengenai berapa kali idealnya hafalan Al-Qur’an itu diulang-ulang agar menjadi kokoh dalam ingatan. Tapi intinya semua tips tak akan pernah meninggalkan saran untuk selalu mengulang hafalan.
Idealnya, apa yang pernah kita hafal akan lancar kit abaca sebagaimana kita lancar membaca Al-Fatihah. Coba periksa, apakah sudah seideal itu?