alhikmah.ac.id – Syahadah merupakan taqrir atau ucapan tauhidullah. Hasil dari bersyahadat adalah Allah sebagai tujuan hidup, Islam sebagai manhaj hidup dan Rasul sebagai qudwah dalam kehidupan. Syahadah bersumberkan kepada hati yang bersih dan akal yang cerdas. Dengan hati yang bersih kita dapat mengharapkan rahmat kepada Allah, takut kepada siksaan Allah dan mencintai Allah. Dengan sifat ini muncullah aqidah yang salimah. Berasaskan aqidah salimah ini menghasilkan niat yang ikhlas.
Akal yang cerdas mempunyai ciri-ciri mentadaburkan Al-Qur’an, memikirkan alam semesta dan ingat mati. Ini adalah ciri akal yang cerdas sehingga memunculkan fikrah Islami. Berasaskan fikrah Islami menghasilkan minhaj yang shohih. Dengan bersyahadat dan hasil yang diperoleh dari syahadat ini secara keseluruhannya akan mewujudkan harakah jihad, dakwah dan tarbiyah.
1. Syahadah.
Syahadatain adalah pernyataan, perjanjian dan sumpah seorang muslim terhadap keesaan Allah. Dengan tauhidullah itu muslim mengakui hak-hak Allah dalam menentukan tiga hal pokok yaitu:
- Satu-satunya tujuan seluruh aktivitas kehidupan adalah Allah.
- Satu-satunya konsep untuk mencapai tujuan hidup tersebut adalah Al Islam.
- Satu-satunya teladan dalam pelaksanaan Al-Islam adalah Rasulullah.
- Untuk melaksanakan tiga prinsip ini diperlukan wasilah yaitu qalbun salim dan aklu dzakiy.
Dalil:
- Q.6: 162, tujuan hidup muslim adalah Allah, lihat 50: 50, keharusan muslim bersegera ke Allah atau meraih ridha Allah.
- Q.3: 85, 3: 19, dien (peraturan Allah) yang diterima disisi Allah hanyalah Islam. 6: 153, mengikuti Al Islam tidak boleh dengan mencampur-adukkannya dengan konsep lain.
- Q.33: 21, pernyataan Allah bahwa Rasulullah Muhammad Saw merupakan satu-satunya teladan.
- Q.3: 31, meninguti Rasulullah merupakan aplikasi cinta kepada Allah.
- Hadits, sabda Nabi, “Tidak beriman seorang dari kamu sebelum hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa”.
1.1. Qalbun Salim.
Qalbun salim yaitu hati yang senantiasa bersih dari noda-noda syirik juga tidak terpengaruh hawa nafsu, syahwat dan penyakit-penyakit hati. Hendaknya tidak terkesan di hati kecintaan terhadap dunia dan perhiasannya yang melalaikan syariat Allah. Jalan yang ditempuh muslim untuk mencapai qalbun salim ini adalah:
- Mencintai Allah dengan sebenar-benarnya kecintaan. Kecintaan ini menjadi dasar seluruh aktivitas hidupnya.
- Selalu mengharap kasih sayang Allah karena meyakini bahwa segala kebaikan hanya berada di tangan Allah. Maka qalbun salim terbebas dari harapan dan ketergantungan pada selain Allah.
- Takut terhadap siksaan Allah yaitu perasaan muslim yang sangat khawatir terlepas dari minhaj Allah, karena menyakini bahwa ancaman dan siksaan Allah lebih dahsyat dari ancaman manusia. Muslim lebih takut terhadap siksa Allah daripada menerima kelezatan dunia.
- Dengan tiga sikap diatas, muslim dapat mencapai aqidah yang sehat, kukuh dan kuat. Sanggup bertahan dalam berbagai kondisi. Aqidah ini akan menumbuhkan niat yang ikhlas dalam setiap aktivitas hidupnya.
Dalil:
- Q.26: 89, qalbun salim adalah sarana yang paling bermanfaat ketika menghadap Allah di hari pembalasan. Ia disebut juga qalbun munib (hati yang senantiasa bertaubat), lihat 50: 33.
- Q.2: 165, 8: 2, lihat pembahasan cinta dalam bahan sebelumnya.
- Q.39: 38, jika Allah saja segala kebaikan. 33: 21 orang yang dapat meneladani Rasul adalah orang yang mengharap rahmat Allah.
- Q.10: 15, 6: 15-16, pernyataan takut seorang muslim jika menyimpang dari minhaj Allah.
- Q.33: 39, takut seorang muslim hanya kepada Allah saja menjadikannya berani menyampaikan kebenaran.
- Q.33: 12, sikap munafik sangat penakut dan penuh kecurigaan terhadap Allah dalam peperangan, bandingkan dengan sikap mukmin dalam 33: 22.
- Q.39: 1-14, niat yang ikhlas disebabkan adanya cinta, harap dan takut hanya kepada Allah.
1.2. Aklu Dzakiy.
- Yaitu akal yang mampu membedakan yang haq dengan yang batil, memahami kebaikan Islam dan keburukan jahiliyah. Akal ini siap menerima segala informasi yang diperlukan untuk berkhidmat kepada jalan Allah. Tidak tersurat di dalam otak muslim untuk berkiblat kepada konsep bathil dan jahiliyah (di luar Islam). Dalam mencapai kondisi akal yang demikian, maka muslim menempuh jalan tadabur Qur’an, tafakur alam dan mengingat kematian.
- Tadabur Al-Qur’an, yaitu mempelajari, mengkaji dan menghayati ayat-ayat Kitabullah dengan maksud memahami dan melaksanakan minhajillah serta mengambil sepuas-puasnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian ia mendapatkan panduan hidup yang membimbingnya mencapai kebahagiaan.
- Tafakur alam yaitu mengamati, membahas dan menyelidiki Sunnatullah di alam semesta dengan tujuan mengambil manfaat dengan menemukan berbagai sarana yang diperlukan ummat Islam.
- Mengingat kematian yaitu selalu mengingatkan dirinya terhadap saat bertanggung-jawab di hadapan Allah. Dengan demikian ia senantiasa berupaya memanfaatkan seluruh masa hidupnya yang terbatas untuk berkhidmat pada jalan Allah.
- Dengan tiga aktivitas di atas tanpa meninggalkan satupun daripadanya, muslim memiliki fikrah dan ideologi yang penuh berkah. Pada gilirannya ia akan mampu menemukan konsep yang benar (minhaj yang shohih) dalam setiap gerak kehidupannya.
Dalil:
- Hadits Rasulullah Saw, “Dien itu aqal, tidak ada dien bagi yang tidak berakal”.
- Q.39: 18, ulil albab (orang yang mempunyai fikiran siap menampung segala informasi dan hanya menjadikan perkataan Allah (Al-Qur’an sebagai panduan hidupnya).
- Hadits sabda Rasulullah, “Hikmah itu milik orang yang mukmin dimana saja ia jumpai, maka ia yang paling berhak atasnya”.
- Q.38: 29, 47: 24, Al-Qur’an mesti ditadaburkan oleh setiap muslim agar menjadi ulil albab.
- Q.29: 49, Kitabullah merupakan ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
- Q.3: 191, ulil albab memikirkan kejadian dan fenomena alam semesta untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kemajuan Islam.
- Q.41: 53, Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaanNya untuk diamati oleh mereka yang memiliki fikiran.
- Hadits, sabda Rasulullah, “Perbanyaklah oleh kamu mengingat pemutus segala kelezatan (kematian)”.
- Q.3: 192-194, ulil albab selalu membayangkan kematian di hadapan matanya sehingga ia senantiasa berlindung dari siksa neraka dan azab Allah.
- Q.5: 48, mukmin menjadikan kitabullah sebagai konsep hidupnya dengan tidak mengikuti hawa nafsu dalam pelaksanaan kitabullah.
2. Amal Islami.
Dengan adanya niat yang ikhlas dari qalbun salim dan minhaj yang benar dari akal yang cerdas, muslim dapat bekerja untuk Islam, yaitu aktivitas membangun dienullah dalam realitas kehidupan manusia. Sesuai kondisi ummat Islam dewasa ini, medan amal islami adalah:
Dalil:
- Q.9: 105, perintah Allah agar beramal dengan mengikuti minhaj Allah. 18: 110, dengan adanya ikhlas hendaknya beramal soleh.
- Q.63: 10-11, 4: 78, beramal soleh dan berinfak jangan ditunda-tunda.
- Q.103: 1-3, semua manusia merugi kecuali yang beriman dan beramal soleh.
- Hadits, sabda Rasulullah, “Bersegeralah kepada amal dimana kalian tidak menunggu-nunggu kecuali tujuh hal: 1. Kemiskinan yang melalaikan, 2. Kekayaan yang menjadikan melampaui batas, 3. Sakit yang merusak, 4. Masa tua yang melumpuhkan segala tenaga, 5. Kematian yang menghabiskan segala-galanya, 6. Atau dajjal yang paling buruk ditunggu-tunggu, 7. Hari kiamat dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit”.
2.1. Dakwah dan Tarbiyah.
Dakwah dan tarbiyah yaitu mengajak manusia untuk memahami Islam serta mendidik mereka untuk mengamalkan kehidupan yang Islami.
Dalil:
· Q.41: 33, 16: 125, keutamaan dakwah (menyeru manusia) ke jalan Allah.
2.2. Harakah dan Jihad.
Yaitu mengajak mereka yang telah di tarbiyah untuk berjuang dengan segenap kemampuannya menegakkan konsep Islam dengan semangat Jihad.
Dalil:
- · Q.29: 6, manfaat jihad kembali kepada diri sendiri.
- · Q.47: 31, hidup mukmin harus berjihad dan bersabar.
- · Q.9: 120, setiap amal jihad ada balasannya disisi Allah.
Ringkasan Dalil:
- · Syahadah merupakan pernyataan Tauhidullah:
- · Allah sebagai tujuan hidup, Islam sebagai manhaj hidup dan rasul merupakan qudwah di dalam kehidupan.
- · Syahadah bersumberkan:
- · Hati yang bersih (26: 87-89, 50: 33), mengharapkan rahmat Allah (10: 58, 33: 21, 18: 110), takut pada siksaan Allah (3: 192, 25: 65, 76, 76: 10), pecinta Allah (2: 165, 5: 54), berasaskan aqidah yang salimah (sejahtera), menghasilkan niat yang ikhlas.
- · Keseluruhannya melahirkan harakah dan jihad, dakwah dan tarbiyah.