alhikmah.ac.id – Pengadilan atas Presiden Mesir yang digulingkan, Dr. Mohammad Mursy yang dituduh melakukan melakukan mata-mata dengan Gerakan Perlawanan Islam Hamas, seakan menjadi perayaan di kalangan politik Zionis.
Mantan Menteri Perang Zionis Benyamin Ben Eliazer dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) menilai, pengadilan atas Mursy yang dituduh melakukan mata-mata dengan gerakan Hamas merupakan pesan yang menenangkan dari militer Mesir kepada entitas Zionis dan barat.
Sementara itu Menteri Ekonomi Zionis, Nevtali Benet, menyatakan bahwa pengadilan atas Mursy yang dituduh melakukan mata-mata dengan Hamas memberi arti bahwa kerjasama strategis antara entitas Zionis dan Mesir akan semakin besar, yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Sedang Wakil Menlu Zionis, Zeev Elkin, menyindir dengan mengatakan, “Memungkinkan bagi kita untuk mengirim para anggota gerakan Hamas agar diadili di Mesir setelah pengadilan Mursy yang dituduh melakukan mata-mata dengannya,” demikian seperti dilansir saluran sepuluh televisi Zionis, Ahad (25/08/2013).
Aliansi Baru
Sementara seorang orientalis Zionis, Guy Bukhur, menjelaskan karena urgensi strategis ‘Israel’, maka entitas Zionis dituntut untuk melakukan aliansi dengan kekuatan-kekuatan lain dari kekuatan-kekuatan besar yang lebih memahami kepentingan Zionis daripada Amerika Serikat.
Seperti dikutip situs berita Zionis, Bukhur mengisyaratkan di antara kekuatan-kekuatan besar itu adalah Rusia dan China.
Aliansi berupa pengajajuan harga gas, teknologi militer dan jalur kereta api “Eilat – Asdod” untuk diekspor ke China, bahwa hal itu tidak merusak persahabatan strategis antara Tel Aviv dan Washington.
Guy Bukhur menilai, bisa jadi Washington kehilangan kekuatannya sama sekal di timur tengah. Bila itu terjadi maka artinya Zionis berada dalam ancaman regional. Karenanya, entitas Zionis harus mengadakan aliansi baru di luar Amerika.