Seorang ibu Mesir yang berpakaian sebagai seorang laki-laki selama 40 tahun guna bisa bekerja untuk menghidupi keluarganya, mendapat penghargaan dari Presiden Mesir Abdul Fatah Al Sisi, Minggu (22/3/2015).
Sisa Gaber Abu Douh, berusia 65 tahun, menjadi terkenal di kotanya Luxor sebagai ibu yang paling berjuang dan baru-baru ini menerima penghargaan sebagai ibu “pencari nafkah” oleh Kementerian Solidaritas Sosial saat perayaan Hari Ibu di dunia Arab pekan lalu.
Kisahnya menjadi berita utama di seluruh dunia minggu ini. Sisa telah hidup sendiri saat berusia 21 tahun. Ketika itu ia dalam kondisi hamil dengan tanpa sumber penghasilan, saat suaminya meninggal.
Dia pun kemudian menanggalkan kondisi ‘kewanitaan’nya guna dapat menghidupi diri bersama putrinya, Huda. Dia memutuskan bekerja dan menyamar sebagai laki-laki, karena ia berasal dari bagian masyarakat yang menganggap wanita bekerja kurang baik.
Dia lantas mengenakan jubah laki-laki tradisional yang longgar dan bersorban. Dia bekerja sebagai tukang semir sepatu, buruh, dan petani.
“Saya lebih suka bekerja yang bersifat keras seperti mengangkat batu bata, kantong semen, dan membersihkan sepatu, daripada mengemis di jalan-jalan untuk mencari nafkah untuk diri sendiri dan untuk putri saya dan anak-anaknya,” katanya.
“Jadi, untuk melindungi diri dari laki-laki dan kerasnya berhubungan dengan mereka, serta mengatasi kondisi masyarakat, saya memutuskan menjadi seperti seorang pria… dengan mengenakan pakaian laki-laki dan bekerja bersama laki-laki di desa-desa lain yang tidak mengenal saya.”
Sisa mengungkapkan kebahagiaannya atas undangan untuk bertemu Presiden Mesir. Dalam wawancara dengan Al Arabiya News, ia meminta Presiden menyediakan rumah untuk putri satu-satunya.*