4. Nasibah binti Ka’ab
alhikmah.ac.id – Nama lengkapnya adalah Nasibah binti Ka’ab bin Umar bin Auf Al-Khazrajiah. la merupakan wanita pertama kaum Anshar yang bersedia berikrar kepada Nabi.
la pernah mendatangi Nabi dan berkata “aku tidak pernah melihat segala sesuatu kecuali hanya diperuntukkan kepada laki-laki. Keberadaan wanita sama sekali tak pernah dianggap.” Menanggapi perkataan Nasibah itu, turunlah ayat yang mengatakan:” Sesungguhnya laki-laki dan perempuan-perempuan muslim, laki-laki dan perempuan-perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan-perempuan yang taat, laki-laki dan perempuan-perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan-perempuan yang penyabar, laki-laki dan perempuan-perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan-perempuan yang rajin bersedekah, laki-laki dan perempuan-perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan-perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan-perempuan yang senantiasa menyebut (nama) Allah, telah disiapkan oleh Allah sebuah ampunan dan pahala besar” (al Ahzab: 35).
la ikut serta dalam beberapa perang besar bersama Nabi. la berperan melayani dan membantu para mujahidin, memberi dorongan kepada orang-orang yang sedang berperang, menghilangkan keraguan pada diri mereka, dan bahkan di saat waktu memungkinkan ia juga tak ragu lagi untuk menghunus senjata dan berperang sebagaimana layaknya seorang perwira.
Ia bersama dengan suami dan anaknya terjun pula dalam perang Uhud. la sempat terluka parah di saat kemenangan mulai berada di pihak orang-orang kafir. Pakaiannya tercabik-cabik karena sayatan senjata. la berada dalam naungan Rasulullah dalam keadaan tubuh penuh luka, akibat pukulan dan lemparan anak panah. Luka dalam tubuhnya sekitar 12 luka. Pada waktu itu, ibunya senantiasa mendampingi dan berusaha membalut luka-luka Nasibah itu.
Dan di saat Nabi hendak dibunuh oleh Ibnul Qum’ah, Nasibah merupakan orang yang melindungi Nabi. la melawan Ibn Qum’ah yang hendak membunuh Nabi dengan melontarkan beberapa pukulan kepadanya. Ibnul Qum’ah pun membalas pukulan-pukulan itu. la memukul pundak Nasiah hingga mengakibatkan goresan pada punggungnya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah membicarakannya: “bahwa derajat Nasibah pada hari ini lebih tinggi daripada derajat siapa pun, aku (Nabi) selalu melihatnya ditempat manapun, aku senantiasa melihat Nasibah sedang berperang di belakangku.” Nabi juga pernah berkata kepada anak Nasibah yang bernama Abdullah: “semoga Allah senantiasa memberkati kalian semua yang tergolong Ahli Bait. Derajat ibu mu lebih tinggi daripada derajat siapa pun. Derajat suami ibumu juga lebih tinggi daripada derajat siapa pun. Dan derajatmu pula lebih tinggi daripada derajatnya siapa pun. Allah benar-benar telah memberkati kalian semua yang termasuk Ahli Bait.” Kemudian Nasibah berkata kepada Rasulullah: “wahai Rasul, berdoalah kepada Allah agar kami bisa menyertaimu di surga nanti.” Berdoalah Rasulullah, “Ya Allah jadikanlah mereka teman-temanku di surga nanti.” Mendengar doa Rasulullah itu, Nasibah berkata: “aku tidak akan merasa resah setelah ini, dan aku tak akan merasa menderita karena permasalahan-permasalahan duniawiku. ”
Pada hari Hudaibiyah, di saat kaum muslimin mendengar sebuah isu bahwa Utsman telah dibunuh oleh kaum Quraisy di tengah-tengah Nabi sedang menyumpah orang-orang yang akan masuk Islam, Nasibah serentak berdiri dengan mengambil sebuah tongkat dan menjadikannya sebagai senjata. la memperuncing tongkat tersebut dengan pisau agar bisa dijadikan sebagai senjata yang mematikan.
Dan pada hari Khunain, ia pun ikut terjun dalam peperangan untuk semakin mengukuhkan kemenangan umat Islam. la membunuh seorang pemuda dari kabilah Hawazin yang sedang dalam keadaan terjepit, merebut senjatanya dan kemudian berperang lagi dengan menggunakan senjata itu.
la ikut pula memerangi orang-orang yang keluar dari agama Islam pada masa pemerintahan Abu Bakar. la juga ikut serta dalam perang Yamamah bersama Khalid bin Walid untuk menghadapi Musailamah ‘sang pendusta’.
Namun, Musailamah malah memotong tangan Nasibah, dan melukainya sebanyak 10 luka, yang akhirnya menjadikan Abu Bakar menganjurkan agar Nasibah dibawa pulang. Dan tak hanya itu saja, Musailamah juga mampu membunuh anak Nasibah yang bernama Habib bin Zaed setelah terlebih dahulu ia potong tangan dan kakinya.
Salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Nasibah adalah: bahwasanya Rasulullah pernah mendatangi Nasibah seraya menawarkan makanan kepadanya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata kepadanya “makanlah”, menjawablah Nasiah “aku sedang dalam keadaan berpuasa.” Mendengar perkataan itu Rasulullah langsung bersabda “para Malaikat akan selalu melakukan shalat bagi orang-orang yang berpuasa sehingga mereka senantiasa merasa kenyang akibat shalat yang dilakukan oleh para Malaikat tersebut. (dkw)
– Bersambung