Pengobatan Nabi

Share to :

Oleh: Tim kajian dakwah alhikmah

alhikmah.ac.id – “Pengobatan cara Nabi memiliki perbedaan dibanding dengan metode pengobatan lainnya. Karena metode ini bersumber dari wahyu, misyakat kenabian dan akal yang sempurna, maka tentu memiliki derajat kepastian yang menyakinkan di samping memiliki nilai keilahian, berbeda dengan metode pengobatan lainnya yang umumnya hanya berdasarkan pikiran, dugaan atau pengalaman semata-mata.” [Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, dalam Zaadul Ma’ad IV hal.33]

Sesungguhnya kesehatan merupakan salah satu ni’mat besar yang Allah berikan kepada manusia, sayangnya, nikmat ini kadang-kadang kurang disukuri. Tak jarang manusia -termasuk kita- menyia-nyiakannya. Lalu, ketika penyakit mulai menghampiri kita, kita pun berkeluh kesah dan baru sadar betapa mahalnya harga sebuah kesehatan.

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kepada kita dengan sabda beliau, “Ada dua ni’mat, banyak manusia tertipu dalam dua ni’mat ini: kesehatan dan kesempatan (waktu luang).” [Shahih, Al Bukhari 11/229 Al Fath]

Ada suatu nasihat yang amat bijak “mencegah datangnya penyakit memang lebih baik dari pada mengobati.” Tetapi jikalu kehendak Allah menentukan kita untuk sakit, maka kita pun wajib untuk berikhtiayar mencari kesembuhan, tentu saja ada rambu-rambu syariat yang wajib kita perhatikan dalam hal ini.

Hadis tentang perintah berobat: “Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian karena tidaklah Allah Azza wa jalla menimpakan suatu macam penyakit kecuali telah dia ciptakan obat untuknya, kecuali satu macam penyakit.” Mereka bartanya: “Apa penyakit itu ?” jawab Belau: “Penyakit tua (pikun)”. [Shahih, Ahamad 4/278, Ibnu Majah 3436, Abu Dawud 3855, At Tirmizi 2039 dari Zaadul ma’ad IV: 12 dengan tahqiq Al Arnauth]

“Setiap penyakit ada obatnya, maka jika obat untuk penyakit itu digunakan, niscaya akan sembuhlah ia dengan seizin Allah Azza wa Jalla.” [Shahih, Muslim 2204]

Thibbun Nabawi (Pengobatan Cara Nabi)

Metode pengobatan yang digunakan Nabi shallallahu ‘alaihi Wasallam saat mengobati sakit yang dideritanya, atau belau perintahkan kepada kelaurga serta para sahabat yang tengah sakit untuk melakukannya. Adapun sumber yang dapat dijadikan rujukan adalah Al Quran, hadis shahih serta atsar para sahabat yang diriwayatkan melalui jalan yang dapat dipertanggungjawabkan menurut kaidah-kaidah ilmu hadits sebagaimana dijelaskan para ulama keutamaannya:

“Pengobatan cara Nabi memiliki perbedaan dibanding dengan metode pengobatan lainnya. Karena metode ini bersumber dari wahyu, misyakat kenabian dan akal yang sempurna, maka tentu memiliki derajat kepastian yang menyakinkan di samping memiliki nilai keilahian, berbeda dengan metode pengobatan lainnya yang umumnya hanya berdasarkan pikiran, dugaan atau pengalaman semata-mata.” [Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, dalam Zaadul Ma’ad IV hal.33]

Sifat Pengobatan

Pengobatan cara nabi bersifat holistik, artinya menyeluruh. Metode ini akan bekerja secara efektif dengan seizin Allah jika si pasien diobati melalui dua jalur terapi: psikis (jiwa) dan fisik.

a. Terapi psikis (pengobatan jiwa)

Jiwa atau hati, saat ia dalam kondisi yang prima, akan membantu memperkuat jasmani dalam menolak serta mengusir berbagai macam penyakit.

b. Pengobatan fisik

Adapun pengobatan dari jalur fisik jasmani dapat dilihat dari berbagai contoh berikut:

Habbah sauda (jinten hitam)

Khalid bin Sa’ad menuturkan: “Kami berpergian, dan bersama kami ada Ghalib bin Abjar. Di tengah perjalanan dia sakit. Sesampainya di Madinah sakitnya belum juga sembuh. Ibnu Ubay bin ‘Atiq menengoknya, lalu dia berkata kepada kami, “Cobalah kalian dengan biji jinten hitam ini. Ambilah lima atau tujuh, lalu tumbuklah sampai halus, kemudian teterkan zat (minyak Zaitun) dari arah sini dan dari arah sini, karena sesungguhnya ‘Aisyah radhiallahu’anha telah menyampaikan hadist kepadaku beliau telah mendengar Rasulullah salallullah ‘alaiwasalam bersabda: “Sesungguhnya jinten hitam ini adalah obat penyembuh dari segala macam penyakit, kecuali dari maut?” Beliau menjawab, “Mati”. [Shahih, Al Bukhari juz 7 hal.13]

Minyak Zaitun

Allah Ta’ala berfirman:

“… pohon yang diberkati, yaitu pohon zitun….” (QS. An Nuur:35)

Rasullallah shallallaahu ‘alahi wasalllam bersabda: “Makanlah zaitun dan pergunakanlah ia sebagai minyak, karena sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkati.” [HR. At Tirmidzi 1853, Ahmad 3/497, ad Darimi 2/102, lihat takhrij dan tahqiqnya dalam Zaadul Ma’ad 4/291]

Hijam (bekam) dan Madu

Hijamah ialah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor pada bagian tubuh tertentu sampai tengkuk atau yang lainnya.

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya pengobatan paling utama yang kalian lakukan adalah hijamah (berbekam).” [Shahih, Al Bukahri juz 7 hal.15, Muslim juz 5 hal.39]

Dari Ibnu ‘Abbas radiallahhu’anhu, Nabi shalullah’allaihi wassalam bersabda:

“Penyembuhan itu ada pada tiga cara: minum madu, mengelaurkan darah dengan alat bekam dan kayy (memanaskan besi dengan api lalu menempelkannya pada bagian tubuh yang sakit) akan tetapi aku melarang umatku dari kayy.” [Shahih, Al Bukahri, juz 7 hal.12]

download

admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sign up for our Newsletter