Alhikmah Fair ke-10 tahun ini mengusung tema Civilizational Youth (Pemuda Penggerak Peradaban). Ketua Pelaksana Alhikmah Fair 10, Muhammad Khalid Saifullah menjelaskan tema yang diangkat kali ini menggambarkan peran pemuda yang sangat penting di zaman ini dalam mengiringi kemajuan teknologi dan ilmu yang sangat pesat setiap tahunnya agar dapat meningkatkan kualitas diri agar berdampak dan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat.
“Banyak kemajuan teknologi dan kemajuan ilmu yang sudah sangat mudah dan sangat pesat, setiap tahunnya pasti ada perkembangan, ada kemajuan yang mana membutuhkan generas-generasi muda” ujarnya di sela kegiatan Alhikmah Fair 10 saat wawancara singkat dengan Alhikmah TV di STID DI Al-Hikmah Jakarta, Sabtu (23/9)
Disisi lain, banyak generasi muda yang menyandang sebutan millennial dan gen z kehilangan peran atau bahkan tidak mau berperan, salah satu sebabnya adalah terjebak pada framing Generasi Millennial dan Generasi Z tidak tahu dengan sejarah atau tidak peduli dengan sejarah. Hal ini disampaikan oleh wakil ketua MPR RI, Dr. Hidayat Nur Wahid, MA. yang hadir sebagai pembicara kunci pada Alhikmah Fair 10.
“Saat ini framing yang terjadi, anak-anak muda ini disebut generasi millennial, kalo gak millennial disebutnya generasi z, dalam framing mereka generasi ini adalah generasi yang tidak mengenal sejarah, atau tidak peduli dengan sejarah. Bisa dibayangkan jika masuk dalam framing ini, dan kemudian tidak peduli dengan sejarah, selesai urusan (tidak ikut berperan)” ungkap beliau
Beliau menjelaskan, anak muda yang tidak peduli atau tidak memahami sejarah sangat mudah untuk diarahkan untuk menjadi dan memiliki pemikiran yang sesat dan menjadi apapun yang diinginkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
“Karena anak muda yang tidak mengerti dengan sejarah, dengan mudah digoreng kesana-kemari sesuai keinginan siapapun yang menggoreng. Mau dijadikan liberal bisa, bahkan termasuk dijadikan pendukung LGBT sekalipun”
Selain hal tersebut, beliau menegaskan alasan pentingnya Sejarah bagi peran anak muda adalah Sejarah bisa menjadi panduan dan pegangan untuk melangkah ke depan untuk anak muda berperan penting dalam menentukan penggambaran baik buruknya Indonesia di masa mendatang.
“Anak-anak muda sangat berperan untuk menggambarkan, untuk menorehkan, untuk memastikan Indonesia ke depan mau menjadi seperti apa” ungkap tokoh yang biasa disapa HNW. Beliau menjelaskan salah satu peran anak muda muslim yang sangat dibutuhkan adalah peran serta yang tuntas dalam konstribusi memenangkan perjuangan berpolitik tidak hanya sampai terpilihnya presiden atau anggota DPR, namun tetap harus terus dikawal.
“Selesai memilih kemudian presiden yang kita perjuangkan sudah terpilih, anggota DPR DPRD yang kita perjuangkan sudah terpilih, kemudian anak muda kembali ke kampus dan santai-santai saja, jangan demikian karena itu juga di tengah-tengah, hanya setengah. Harusnya tetap dikawal, diingatkan, karena siapapun mereka, tetaplah manusia yang sangat penting diingatkan, disitu peran politiknya anak muda yang sangat penting sepanjang waktu”. Beliau juga berpesan, politik yang berpengaruh terhadap peradaban tergantung dari orang yang berpolitik
“Perpolitikan yang menghadirkan peradaban bila itu dilakukan oleh orang-orang yang beradab seperti antum-antum semua di STID DI Al-Hikmah” pungkas beliau.