Keistimewaan Risalah Muhammad SAW.

Share to :

alhikmah.ac.id – Nabi Muhammad Saw mempunyai ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para rasul lainnya. Diantara ciri-ciri tersebut adalah sebagai nabi penutup, penghapus risalah sebelumnya, membenarkan nabi sebelumnya, menyempurnakan risalah, diperuntukkan bagi manusia seluruh alam dan sebagai rahmat bagi alam semesta. Ciri-ciri ini dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw dan tidak dimiliki oleh para Rasul sebelumnya. Nabi Muhammad sebagai penutup berarti tidak ada lagi nabi setelah nabi Muhammad Saw, ia pun menghapuskan risalah sebelumnya yang berarti risalah sebelumnya tidak lagi digunakan setelah datangnya Nabi Muhammad Saw, beliaupun membenarkan Nabi sebelumnya dan adanya Nabi Muhammad tidak untuk kaumnya saja tetapi bagi seluruh manusia dan bagi semesta alam.

Rasulullah tampil sebagai pembawa risalah Islam yang mencakupi huda dan dienul Haq. Selain itu hadirnya Rasulullah Saw di tengah kita adalah sebagai saksi, pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke jalan Allah dan sebagai pelita yang menerangi.

1.         Khatama Al Anbiya (Nabi penutup).

Allah Swt telah menurunkan Nabi sebanyak 124.000 dan Rasul sebanyak 313 orang. Namun demikian di dalam Al-Qur’an yang disebutkan hanya sebanyak 25 orang saja. Perhatikan Al-Qur’an surat 40: 78, 4: 163-164, 6: 84-86. Seperti juga ada diungkapkan bahwa setelah Rasul Musa AS ada sebanyak 36 pelanjut Risalahnya. Sedangkan penutup bagi semua Rasul dan Nabi itu adalah Nabi Muhammad Saw.

Dalil:

Q.33: 40, Muhammad itu bukan bapa salah seorang diantara lelaki kamu tetapi dia adalah Rasul Allah dan kesudahan dari Rasul-Rasul Allah.

2.         Nasikhu Ar Risalah (penghapus risalah).

Risalah terdahulu hanya untuk kaum tertentu saja, sehingga hanya sesuai untuk kaum tersebut. Selain itu risalah terdahulu mengikuti keadaan dan situasi serta keperluan semasa waktu itu sehingga hanya sesuai pada saat tersebut saja.

Risalah Nabi Muhammad sebagai pelengkap dari risalah sebelumnya dan sekaligus memansukhkan risalah sebelumnya. Risalah Nabi Muhammad Saw sesuai dan dapat digunakan oleh semua manusia dan dapat diamalkan hingga hari kiamat.

Risalah terdahulu yang dibawa oleh ratusan Nabi dan Rasul mempunyai pendekatan dakwah yang sesuai dengan pendekatan kaumnya misalnya pendekatan dakwah Nabi Daud dengan kekuatan fisikal, Nabi Sulaiman pandai bercakap dengan hewan, pohon, jin dan mempunyai kekuatan memindahkan kerajaan dan sebagainya, Nabi Ibrahim berdakwah dengan memotong semua kepala berhala, Nabi Isa AS tidak berkahwin dan banyak contoh lainnya. Disimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan dakwah dan risalah yang dibawa oleh Nabi sebelumnya tidaklah sesuai lagi bagi zaman sekarang.

Dalil:

Hadits.

Q.33: 40, sebagai penutup nabi. Q.61: 8, membenarkan para nabi sebelumnya.

Q.34: 28, ditujukan untuk seluruh manusia.

Q.21: 107, menjadi rahmat bagi alam semesta.

3.         Musoddiqu Al Anbiya (membenarkan para nabi).

Banyak tantangan dan cabaran yang mencoba menghapuskan agama Allah, namun demikian Allah Swt senantiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Diantaranya dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan menurunkan para Rasul dan Nabi untuk kembali menegakkan kesilapan atau kejahiliyahan ummat. Nabi Muhammad Saw sebagai nabi akhir melengkapi risalah sebelumnya dan dijadikan sebagai rujukan utama bagi ummat Islam.

Dalil:

Q.61: 8-9, Mereka hendak memadamkan risalah Allah tetapi Allah Swt pelihara dan menyempurnakannya. Kemudian Allah Swt mengutus Rasul-Nya dengan memberikan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia memenangkan agama Allah itu atas sekalian agama.

4.         Mukammilu Ar Risalah (penyempurna risalah).

Selain membenarkan Rasul dan Nabi sebelumnya yang membawa risalah Islam. Kehadiran nabi Muhammad Saw juga diperuntukkan menyempurnakan risalah sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu saja dan bagi saat tertentu. Berbeda dengan Nabi Muhammad Saw yang diutus untuk semua manusia (tidak untuk kaumnya saja) dan berlaku hingga kiamat.

5.         Kaafatalinnaas (untuk seluruh manusia).

Rasul Muhammad Saw berbeda dengan para Rasul dan Nabi sebelumnya dimana Nabi Muhammad Saw diutus bagi kepentingan ummat manusia secara keseluruhan dengan tidak mengira suku, bangsa, warna kulit, bahasa dan sebagainya. Sehingga dapat dilihat perkembangan Islam pada masa ini dimana muslim tersebar di seluruh pelosok dunia.

Dalil:

Q.34: 28, Kami tiada mengutus engkau ya Muhammad melainkan kepada sekalian ummat manusia untuk memberi khabar gembira dan peringatan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

6.         Rahmatul Alamin (rahmat bagi alam semesta).

Kehadiran Nabi Muhammad Saw dimuka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam yang tidak saja manusia tetapi juga alam, hewan, pokok dan sebagainya. Manusiapun dengan kehadiran Nabi Muhammad mendapatkan rahmat dan kebaikan. Manusia kafir dan jahiliyahpun mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam. Dengan demikian Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya untuk ummat Islam tetapi kebaikannya juga dirasakan oleh manusia lainnya. Islam adalah membawa agama fitrah yang sesuai dengan penciptaan manusia, jadi apabila Islam disampaikan maka akan dirasakan sesuai oleh manusia.

Alam, hewan dan pokokpun dilindungi dan dipelihara dengan kedatangan Islam. Umat Islam sebagai khalifah di muka bumi melaksanakan pemeliharaan dan penjagaan alam dengan demikian kestabilan terwujud dan alam serta isinya menjadi damai.

Dalil:

Q.21: 107, kami tiada mengutus engkau (ya Muhammad), melainkan menjadi rahmat untuk semesta alam.

7.         Risalatul Islam.

Risalah Nabi Muhammad Saw adalah risalah Islam, yang dibawanya adalah sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak, kepribadian dan sifat-sifat Nabi yang mulia.

Inti dari risalah Nabi Muhammad Saw adalah huda (petunjuk) dan dien yang benar. Risalah membawa huda karena Islam itu sendiri sebagai panduan bagi manusia.

Dalil:

Q.48: 28, Dia yang mengutus rasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang haq (benar), supaya agama itu mengalahkan semua agama. Dan Allah cukup menjadi saksi.

8.         Ad Dakwah.

Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islam sebagai dienul Haq ke atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai apabila tidak dilaksanakan dakwah.

Rasul dalam menjalankan dakwahnya mempunyai peranan sebagai saksi atas ummatnya, memberi penyampaian nilai-nilai Islam yang bersifat kabar gembira ataupun kabar peringatan.

Allah Swt sekali lagi menegaskan bahwa Rasul berdakwah dengan menyeru manusia agar kembali kepada Allah dan kemudian Rasul sebagai pelita yang menerangi.

Peranan Nabi yang digambarkan di dalam surat 33: 45-46 adalah sebagai da’i. Beliau berdakwah dengan mengajak manusia dan bersifat sebagai pelita yang senantiasa dijadikan rujukan bagi manusia.

Dalil:

Q.33: 45-46, Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutus engkau sebagai saksi atas ummat dan untuk memberi kabar gembira dan kabar takut. Dan untuk menyeru (manusia) kepada Allah dengan izinNya, dan menjadi pelita yang menerangi.

Picture of admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sign up for our Newsletter