Oleh: Tim kajian dakwah alhikmah
Allahu Akbar 9 X walillahil hamd,
Hadirin Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
alhikmah.ac.id – Segala puji dan sanjungan hanyalah bagi Allah. Allah yang menciptakan jiwa manusia dan menyempurnakannya, mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaan‐Nya. Allah yang menciptakan, memimpin, mengatur, dan menata seluruh alam semesta. Yang memberi hidayah kepada hamba‐hamba‐Nya yang bertaqwa sehingga mereka hidup di jalan yang lurus, yaitu jalan orang‐orang yang diberi nikmat oleh Allah, bukan mereka dimurkai dan bukan jalan mereka yang sesat.… Shalawat dan salam bagi Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassallam, para sahabat, keluarga, serta pengikut Beliau yang setia hingga akhir masa…
Hadirin Rahimakumullah, Hari Raya Iedul Fitri yang diperingati kaum muslimin di seluruh Dunia seusai Bulan Suci Ramadhan merupakan puncak dari upaya pembangunan jiwa menuju kesempurnaan. Ibadah dan amaliyah di Bulan Ramadhan mensucikan jiwa Ummat Islam dan mengembalikan fitrah ke dalam hati mereka. Jalan taqwa yang mereka tempuh telah sukses mengokohkan hati mereka. Kembali menjadi hati yang dicintai dan mencintai Allah, mengharapkan rahmat Allah, dan takut terhadap siksaan‐Nya. Kemenangan nurani (fitrah) dari pengaruh hawa nafsu pantas disyukuri dengan mengumandangkan puji‐pujian yang mengagungkan Allah. Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil‐hamd…
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Bulan Ramadhan 1430 H diawali dengan selesainya hajat Nasional bangsa kita yaitu Pemilu legislatif dan Pemilihan presiden. Kita bersyukur bahwa pemilu ini aman dan damai, tidak ada korban kekerasan akibat Pemilu ‐Namun, di tengah kedamaian ini tiba‐tiba Bangsa kita diusik oleh peristiwa bom bunuh diri di dua hotel Rizt Carlton dan JW Marriot. Peristiwa yang berlangsung tanggal 19 Juli ini mencoreng wajah Ummat Islam sebab pelakunya mengaku bom bunuh diri ini sebagai bom syahid. Padahal Islam mengharamkan segala bentuk teror dan kekerasan. Islam adalah agama kasih sayang dan perdamaian… Orang‐orang yang melakukan perbuatan teror dengan bom di dua hotel itu jelas‐jelas orang‐orang yang jahil (bodoh) terhadap inti ajaran Islam. Mereka terkena provokasi musuh‐musuh Allah sehingga berbuat melampaui batas dan merusak di muka bumi…
Para pelaku teror bukanlah syuhada tetapi tergolong orang‐orang yang mati konyol. Karena perbuatan bunuh diri menggambarkan keputus‐asaan. Apalagi bunuh diri yang membawa jiwa orang‐orang lain. Mereka telah melanggar aturan Allah dan tergolong kafir serta menjadi musuh kaum muslimin karena merusak citra Ummat ini… Mereka membunuh hak hidup jiwa‐jiwa mereka yang tidak berdosa, bahkan di antara korbannya orang‐orang Islam yang beriman kepada Allah. Allah Azza wa Jalla menegaskan,
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, Kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. 4:93)
Setelah kejadian Bom di awal Bulan Ramadhan terjadi keprihatinan yang sangat mendalam. Di tingkat Nasional ada bencana gempa yang menimpa saudara‐saudara kita di pesisir selatan Jawa Barat. Mulai dari Kab Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasik, Ciamis, Pangandaran, dan di Kab Bandung terkena dampaknya yang luar biasa. Kejadiannya berlangsung amat singkat, hanya 5 menit tetapi akibatnya terasa sampai sekarang.. Di saat hari raya ini masih ada saudara kita yang memerlukan bantuan… Ya Allah berilah keringanan kepada saudara‐saudara kami yang Engkau uji dengan musibah ini.. berilah mereka kesabaran dan keteguhan iman…
Di tingkat internasional, kaum muslimin di Palestina masih dikepung oleh tentara Zionis. Karena itu keprihatinan kita berubah menjadi kesedihan yang mendalam melihat kondisi ummat yang carut marut ini… Tinggal sejauh mana kesedihan ini dapat kita ubah menjadi kepedulian dan amal nyata untuk membantu dan menolong mereka yang tengah menderita…. Marilah kita bahu membahu dan tolong menolong untuk menjayakan Ummat Islam di negeri Kita dan dimana pun mereka berada, kita selalu ingat hadits baginda Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassallam, “Man laa yahtamuu biumuuril muslimiin fa laisa minhum” (Barangsiapa tidak peduli dengan urusan kaum muslimin bukanlah tergolong kepada mereka )
Hadirin rahimakumullah. Baru saja kita melalui “madrasah pembangunan jiwa”. Madrasah adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang mengembalikan Ummat Islam menjadi “khairu Ummat”.. Amal‐amal ibadah di Bulan Ramadhan merupakan metode pembinaan yang dijalankan oleh Ummat Muslimin di seluruh Dunia untuk memperbaiki diri, masyarakat dan bangsa. Metode yang bersifat Rabbani (Ketuhanan) ini selalu memberikan hasil positif bagi mereka yang beriman dan menjalaninya dengan sungguh‐sungguh. Semua Ummat Muhammad memperoleh nilai di sisi Allah sesuai dengan usaha yang dikerjakannya. Tentu saja ada yang tidak mendapat apa‐apa selain lapar dan dahaga. Namun nilai tertinggi diraih oleh mereka yang kembali mendapatkan kemenangan fitrah. Mereka yang sukses adalah mereka yang berhasil membuat imannya mampu mengendalikan syahwat dan hawa nafsunya. Posisi dan derajat mereka ditingkatkan Allah Azza wa Jalla. Allah telah menyatakan,
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. 3:139)
Dengan “taqwa” sebagai nilai tertinggi keimanan ini, ummat Islam tidak perlu lagi terperangah dengan keberhasilan kaum kafirin dalam masalah Dunia yang berbasiskan materi dan kebendaan. Tidak perlu iri dan dendam terhadap kejayaan Duniawi yang diperoleh mereka yang kufur kepada Allah… Sebab Dunia ini hanyalah “panggung sandiwara” “arena perjuangan” dan “kesenangan yang menipu”. Dunia bukan segalanya, masih ada akhirat yang lebih panjang. Dunia hanya akan bernilai jika digunakan sebagai ladang amal saleh untuk kesuksesan Akhirat, yaitu alam yang sebenar‐benarnya.
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari Kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. 2:212)
Keberhasilan meraih peningkatan kemampuan iman ini memang patut dibanggakan dan disyukuri. Kebanggaan yang dibimbing wahyu Allah Ta’ala disebut dengan “isti’laa-ul iman” (ketinggian iman). Bukan seperti kebanggaan anak‐anak mendapat baju baru yang dipamer-pamerkan, tetapi dengan rasa syukur kepada Allah melalui ucapan takbir, tahmid, tahlil yang diucapkan segenap kesucian hati dan kebersihan jiwa. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaha illa-Llahu Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil –hamd”
Alangkah tinggi nilai perasaan kembali kepada kesucian jiwa ini. Kesempurnaan jiwa merupakan kekayaan sejati yang tidak ternilai harganya. Dia adalah sebuah penggambaran dari kokohnya kembali “Ad-dien” (agama) di dalam hati orang‐orang yang beriman,
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. 30:30)
Melalui amaliyah Bulan Ramadhan Allah menunjukkan kasih sayang‐Nya dengan membimbing jiwa kaum muslimin kembali kepada kesucian‐Nya. Ini sebuah metode dari Yang Maha Pencipta. Metode (cara) yang sangat jitu, berdaya guna dan berhasil guna secara maksimal. Firman Allah,
Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah. (QS. 2:138)
Alumnus madrasah Ramadhan, bukan hanya dituntut untuk memperingati kemenangan jiwa mereka tetapi juga meningkatkan dan mempertahankannya. Ramadhan menjadi bekal perjalanan panjang kehidupan sampai Ramadhan berikutnya. Jiwa yang taqwa harus digunakan dalam amal nyata secara harian waktu demi waktu di tengah‐tengah masyarakat. Jiwa yang taqwa, yang telah kembali kepada fitrah harus dihadapkan kepada “Diin” secara lurus (benar) dalam setiap aspek kehidupan. Itulah ketentuan Allah yang tiada berubah hingga akhir masa. Itulah pula “Dienul Qayyim”, agama yang kokoh, meskipun kebanyakan manusia tidak mengerti.
Allahu Akbar 3 X walillahil hamd,
Hadirin Jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Bulan Ramadhan bukan saja melahirkan manusia baru yang kembali kepada fitrah, tetapi membangun masyarakat baru yang lebih baik karena unggul dalam iman dan taqwa. Itulah masyarakat yang penuh berkah dan jauh dari kemurkaan Allah. Alangkah indahnya jika masyarakat iman dan taqwa ini terwujud di negeri kita, Indonesia. Sebab keberkahan dari langit dan bumi akan dicurahkan kepada pemimpin dan rakyatnya
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. 7:96)
Bimbingan Allah selama Bulan Ramadhan sejatinya adalah bimbingan untuk membangun Ummat Muhammad yang memiliki predikat “Khairu Ummah” (Ummat terbaik) yang ditampilkan Allah untuk seluruh manusia di tengah panggung peradaban sejarah Dunia. Khairu ummah ini ada di setiap negeri namun mereka terikat dalam kesatuan iman dan amal saleh. Allah telah menyatakan,
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…. (QS. 3:110)
Ummat Muhammad di setiap generasi tetap merupakan Ummat pilihan, ummatan washatan (adil dan menengah) dibandingkan dengan selain mereka. Ummat ini paling unggul dilihat dari tiga sisi,
Pertama, “Aqidah” yaitu iman dan taqwa yang menjadi basis dari kejiwaan dan hati mereka.
Kedua, “Amar makruf nahi munkar” yaitu kebiasaan mereka menyuruh yang baik‐baik dan mencegah dari kemunkaran.
Ketiga, “Akhlaqul Kariimah”, kepribadian mulia yang menghias pribadi, keluarga dan masyarakatnya…
Meskipun benar bahwa Ummat sekarang jauh berkurang kualitasnya dibandingkan Ummat terdahulu ditinjau dari nilai “khairu ummah” ini, namun di sisi Allah mereka tetap unggul dari ummat mana pun yang ada pada zaman ini. Allah senantiasa menyayangi ummat ini karena ketaatan dan kesatupaduan mereka dalam perjuangan amar makruf nahi munkar,
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 9:71)
Ummat Islam memiliki kesatuan aqidah, keyakinan, pendirian dan sikap hidup. Mereka berada dalam satu fikrah, yaitu pemikiran Islam. Mereka terikat dengan ukhuwah, saling setia, saling berbagi, bantu membantu dalam kebaikan dan taqwa. Allah telah mempertautkan jiwa mereka sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Firman Allah,
Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 8:63)
Mereka bagaikan satu pasukan yang mentaati Allah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan ber amar makruf nahi munkar di tengah kehidupan masyarakat. Dengan gemblengan intensif di Bulan Ramadhan Jiwa‐jiwa Ummat Muhammad saling mengenal dan menyatu. Rasulullah Shollallahu Alaihi Wassallam bersabda,
jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)
Hasil‐hasil Bulan Suci Ramadhan hendaknya membangun kebersamaan Ummat dalam ketaatan dan kepatuhan, karena hanya dengan cara inilah Allah melimpahkan kasih sayang‐Nya kepada mereka…
Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd,
Hadirin rahimakumullah, marilah kita satukan hati dan jiwa kita, menundukkan diri dan merendahkan diri di hadapan Allah Yang Maha Agung untuk memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan… Mari kita memohon kepada Allah segala karunia dan kasih sayang‐Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha mengabulkan permohonan hamba‐hamba‐Nya,
WAHAI Dia yang mengasihi hamba-NYA yang tak dikasihi oleh manusia lainnya. Yang mengabulkan dan menerima hamba-NYA yang tak diterima oleh negeri-negeri lain. Wahai yang memperhatikan permintaan hamba-NYA yang menghaturkan keperluan kepada-NYA. Wahai yang tak menyia-nyiakan keinginan hamba-NYA yang bermohon kepada-NYA.
Wahai yang tidak menjawab hamba yang menghadap-NYA dengan penolakan. Wahai yang menghargai amalan kecil yang dipanjatkan pada-NYA dan mensyukuri yang ringan yang telah diamalkan untuk-NYA.
Wahai yang menghargai amalan yang sedikit dengan ganjaran yang banyak. Wahai yang mendekatkan diri-NYA kepada hamba yang mendekati-NYA. Wahai yang mengundang hamba-NYA yang berpaling dari-NYA untuk bergegas menuju kepada-NYA.
Wahai yang tak mengubah nikmat-NYA dan tidak mempercepat siksaan kepada hamba-NYA. Wahai yang membuahkan kebaikan dan memaafkan kesalahan serta mengampuninya. Semua harapan bergantung pada kemurahan-MU baik untuk mengabulkan segala keinginan maupun menerima segala keperluan. Dengan kucuran anugerah-MU bejana-bejana keinginan kian penuh berhamburan. Segala sifat tak mampu melukiskan gambaran-MU.
Bagi-MU, ketinggian yang Maha Tinggi di atas segala yang tinggi, kemuliaan yang Maha Mulia di atas segala kemuliaan. Setiap yang besar Engkau anggap kecil dan sepele. Yang mulia menjadi hina bila berada di samping Kemuliaan-Mu. Sungguh merugi orang-orang yang bersandar dan berharap pada selain diri-MU.
Sungguh sia-sia orang-orang yang memohon pertolongan selain diri-MU yang mencari perlindungan selain kepada kemurahan-MU. Pintumu senantiasa terbuka kepada orang-orang yang mengharap-MU dan pertolongan-MU sangat dekat bagi mereka yang mengharapkannya.
Tidak kecewa orang-orang yang mengharap-MU, tidak putus asa yang mengharapkan pemberian-MU, tidak merugi yang memohon ampunan kepada-MU dari siksa-MU. Karunia-MU terbuka untuk semua, bahkan bagi si pendurhaka. Kemurahan dan santun-MU tetap berlaku, bahkan bagi mereka yang berpaling dari-MU. Kebiasaan-MU adalah berbuat baik bahkan pada mereka yang buruk.
Sunnah-MU adalah memberi kesempatan kepada manusia yang melampaui batas yang ditentukan, sehingga kemurahan-Mu itu membuat mereka menahan diri untuk tidak kembali berbuat kesalahan lagi. Penangguhan-MU mencegah mereka untuk cenderung kembali berbuat kejahatan yang tercela.
Engkau menangguhkan mereka agar kembali kepada perintahmu, Engkau bubuhkan mereka dengan keyakinan akan agungnya kekuasaan-MU. Siapa pun yang termasuk ke dalam kelompok orang yang berbahagia, Engkau akan akhiri hidupnya dalam kebahagiaan.
Siapa pun yang tergolong ke dalam orang-orang yang sesat, Engkau akan hina hidupnya dengan kesesatan. Semuanya tertunduk pada hokum-MU. Segala urusan berpulang kepada perintah-MU. Kekuasaan-MU tidak akan menjadi luluh bila Engkau menangguhkan mereka dalam waktu yang lama.
Hujah-MU tak pula menjadi luntur dan berkurang nilainya bila Engkau tak menangguhkan mereka. Hujjah-MU abadi selamanya. Kekuasaan-MU akan berlaku dan tak akan hilang. Maka kecelakaan yang besar bagi yang menyimpang dari ajaran-MU, kerugian yang nyata bagi yang menyalahi ajakan-MU, kemalangan yang pahit bagi yang tertipu oleh-MU.
Alangkah banyak perilaku yang membuat mereka terjerumus ke dalam azab-MU. Alangkah panjangnya bolak-balik mereka dalam siksa-MU. Alangkah jauh harapannya memperoleh kelapangan, alangkah sulit dan putus asanya memperoleh jalan keluar yang termudah.
Semua itu berkat keadilan-MU yang tak pernah curang. Semua itu semata berdasar pada kematangan keputusan-MU yang tak pernah menyimpang dari kebenaran. Engkau telah mengajukan sekian bukti-bukti dan mengubur dalam-dalam sekian alasan. Engkau telah mengajukan ancaman sambil bermurah hati menawarkan harapan. Engkau telah membuat perumpamaan dan memperpanjang masa penangguhan.
Engkau telah menangguhkan (siksaan) padahal Engkau sanggup menyegerakan. Engkau memberi masa penangguhan, padahal Engkau kuasa mempercepat siksaan. Penangguhan-Mu bukan tanda kelemahan. Engkau menahan siksaan bukan tanda kelengahan dan kelemahan. Penantian-MU bukan pula ketakutan.
Semuanya itu terjadi agar hujjah-MU (pembuktian) lebih tersampaikan, kemuliaan-MU senantiasa lebih sempurna, kebaikan-MU lebih tetap. Nikmat-MU senantiasa berkembang dan berlipat. Demikian semua itu telah terjadi dan tetap akan terjadi seterusnya tiada henti dan tanpa batas.
Hujah-MU lebih banyak dari jumlah yang pernah dihitung. Kebaikan-MU tersebar lebih merata dari yang pernah disyukuri oleh sekian makhluk-MU. Namun kini diriku terbuai oleh perilaku yang hanya membungkam tanpa memuji-MU. Diri ini tertekan dan tak kuasa untuk memanjatkan pujian pada-MU.
Kemampuanku terbatas dalam mengakui kekuasaan-MU. Bukannya semangat mengharap malah lebih karena kelemahan yang meliputi diri, Ya Ilahi.. Inilah hamba-Mu yang kini menuju ke pangkuan-MU memohon karunia dan belas kasihan.
Maka limpahkanlah sejahtera kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, dengarkanlah bisikanku, kabulkanlah doaku. Jangan Engkau menutup hariku dengan kesia-siaan dan penuh kerugian, jangan tolak permintaanku. Hargailah keberadaanku yang bersujud di hadapan-MU. Kepada-Mu-lah kembali segala urusanku.
Sungguh Engkau tidak merasa susah untuk berbuat apa yang Engkau Kehendaki. Tidak pula Engkau merasa lemah dalam memberi apa yang diminta. Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada rekayasa dan tidak ada kekuatan kecuali dengan izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. download