Oleh: Tim kajian dakwah alhikmah
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا لآإله إلا الله و لا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون لآإله إلا الله وحده صدق وعده و نصر عبده و أعز جنده و هزم الأحزاب وحده لآإله إلا الله الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
الحمد لله رب العالمين الرحمن الرحيم و العاقبة للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين
أشهد أن لآإله إلا الله إله المرسلين قيوم السماوات والآرضين
و أشهد أن محمدا عبده و رسوله المبعوث رحمة للعالمين المبعوث بالكتاب المبين الفارق بين الضلال والهدى والشك واليقين
اللهم صلي على محمد و على آله و أصحابه و أنصاره و جنوده و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
Mengenang hari-hari Allah
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah……
alhikmah.ac.id – Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, Robb Semesta Alam Yang Maha Pengasih tanpa pilih kasih dan Yang Maha Penyayang tanpa pandang sayang. Dzat Yang senantiasa menganugerahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua; nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat sehat wal afiat, dan sekian banyak lagi nikmat yang tidak mungkin bisa kita ingat maupun kita catat.
Shalawat dan salam senantiasa kita sampaikan untuk Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam- beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia menjalankan syariat ajaran agamanya hingga akhir zaman.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allah Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah……
Alhamdulillah, di pagi yang gegap gempita dengan lantunan takbir, di pagi ketika gema tasbih dan tahmid membahana di Jagat Raya. Dan di pagi di mana hamba-hamba Allah senantiasa membasahi lisan-lisan mereka dengan kalimat hoyibah, kita semua kembali berkumpul untuk memperingati satu diantara sekian banyak hari-hari Allah. Hari-hari yang kelak akan menjadi saksi tentang jiwa-jiwa suci yang telah berjuang menggapai ketinggian; tentang jiwa-jiwa yang telah memberikan kematian untuk nendapatkan kehidupan dan tentang jiwa-jiwa yang siap berkorban dan berjuang demi kemaslahatan Ad-diin, kemanusiaan, keumatan dan kebangsaan. Untuk itulah Allah memerintahkan kita untuk senantiasa rnengingat hari-hari-Nya; agar dengan begitu kita senantiasa menemukan godaan luar biasa untuk berjalan dan mendaki langit ketinggian;
وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
“… dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah”. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur. (QS: 14: 5)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah……
Iedul Adha pada tahun ini adalah sangat istemewa bagi kita bangsa Indonesia. Iedul Adha yang diiringi sinyal-sinyal Alam. Yang diselimuti musibah dan ujian banjir bandang Wasior Papua serta Tsunami Mentawai Padang. Dan iedul Adhha yang masih dipayungi dengan mendung debu dan aliran lahar Merapi yang menimpa sebagian saudara-saudara kita di Daerah Istemewa Yogjakarta dan sekitarnya.
Semoga suasana ini semakin menyadarkan kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah swt yang harus tunduk dan taat dengan seluruh keputusan-keputusan-Nya. Semakin menyegarkan iman tauhid kita bahwa Allah Maha Berkehendak dan Maha Kuasa, tanpa ada seorangpun yang mampu menghadang dan menghalanginya apa yang telah diputuskan dan apa yang telah diinginkan.
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُون
117. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” lalu jadilah ia. QS. Al Baqarah
إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
107. ….Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. QS. Hud.
Semoga kita semakin yakin akan takdir yang telah ditetapkan Allah SWT dan selalu optimis dalam menghadapi segala ujian dalam kehidupan ini. Dan kita mendo’akan saudara-saudara seiman dan sebangsa bisa survive dan tegar serta sabar dalam mengatasi musibah dan ujian yang sedang menerpanya.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23) الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (24)
22. tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
23.(kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,
24.(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. dan Barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. QS Al-Hadid
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Dari Shuhaib berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “perkara orang mu`min mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.” HR Imam Muslim, 5318.
Dan semoga idul adha kali ini mampu merajut dan menguatkan kembali hubungan solidaritas dan soliditas kita, baik solidaritas dan soliditas sesama muslim, sesama anak bangsa maupun sesama umat mansia.
….وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (2)
2. “…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. QS Al-Maidah
Berkorban adalah Sarat Mutlak Perjuangan
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah….
Setiap perjuangan tidak pernah sepi dari pengorbanan. Bentuk perjuangan apapun, senantiasa ada cost yang harus dibayar. Baik yang berkaitan dengan waktu, harta dan jiwa. Bisa kita perhatikan bangsa-bangsa pada saat berjuang untuk kemerdekaan, berjuang untuk menata masa depan dan berjuang untuk kemajuannya yang berkeadilan dan berkemakmuran. Apalagi bagi ummat Islam yang berjuang untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan Islam dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat maupun bangsa.
Dan untuk menegakkan nilai-nilai tersebut memerlukan sebuah pengorbanan dan perjuangan. Pengorbanan dengan segala yang dimiliki dan dengan segala yang dicintai. Itulah hakekat kehidupan islam yang sebenarnya. Kehidupan yang sarat dengan pengorbanan dan perjuangan. Kehidupan yang pernah dicontohkan generasi sebelum kita, baik dari para nabi maupun dari sahabat-sahabat Rasul SAW. Misalnya, Nuh as yang telah menghabiskan usianya yang panjang untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Tidak hanya menghabiskan waktu siang saja, akan tetapi beliau juga menghabiskan waktu malamnya untuk terus berdakwah mengajak manusia kembali ke jalan kebenaran. Allah berfirman;
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا(5)فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا(6) وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي ءَاذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا(7)
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. QS 71: 5-7
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah….
Bentuk pengorbanan seorang bapak dan anak yang diabadikan oleh Allah untuk manusia yang datang sesudahnya adalah pengorbanan Ibrahim as Khalilullah dan Ismail as putra semata wayangnya, yang telah pasrah menjalankan perintah Allah untuk menyembelih putranya lewat mimpi yang dialaminya. Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim a.s. agar menjadi contoh bagi manusia sesudahnya dalam pengorbanan ini. Ketika Nabi Ibrahim a.s. mengamalkan wahyu dengan keikhlasan dan kesabaran, maka Allah menggantikannya dengan sembelihan (domba) yang besar. Mari kita renungkan ayat tentang pengorbanan yang agung ini;
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ (108)
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,” QS 37:102-108
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah….
Begitu juga yang dilakukan Rasulullah SAW sepanjang 22 tahun 2 bulan dan 22 hari untuk menegakkan dan meninggikan kalimat Allah di Jazirah Arab. Di saat genderang dakwah dibunyikan yang ditandai dengan turunnya surat Al-’Alaq dan Al-Mudatstsir, maka seluruh waktu, tenaga, perhatian dan keinginan hanya dihabiskan untuk mengajak dan menyeru orang-orang Quraisy untuk mengikuti risalat yang dibawanya. Di sisi lain, sahabat-sahabat yang senantiasa mendampingi Beliau, semua telah melakukan pengorbanan dan perjuangan yang panjang. Abu Bakar ra telah membelanjakan semua hartanya di jalan Allah. Begitu juga apa yang dilakukan sahabat Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Mush’ab bin Amr, Sumayyah dan sahabat-sahabat lainnya yang telah berjuang di jalan Islam.
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (146) وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (147) فَآَتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآَخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (148)
146. dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. 147. tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian Kami, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir”. 148. karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. QS 3: 146-148
Inilah gambaran pengorbanan dan perjuangan yang telah dicontohkan oleh generasi sebelum kita. Pengorbanan yang diabadikan sebagai teladan orang-orang yang datang sesudahnya. Hidup yang penuh dengan pengorbanan dan yang tidak sepi dari gerak perjuangan merupakan bukti kehidupan yang sesungguhnya. Karena hanya dalam kehidupan yang demikian inilah, ditemukan jiwa besar, energi positif yang tak pernah kendor, daya juang yang tak pernah surut dan gelora semangat yang terus membara.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah….
Dunia kehidupan penuh dengan tinta emas lelaki sejarah dan pahlawannya yang telah meninggalkan jejak-jejak kehidupannya. Mereka telah mengukir lembaran-lembaran sejarah peradaban manusia dengan segala prestasi dan kontribusi yang bernilai tinggi baik di sisi Allah SWT maupun manusia. Kenanglah dan renungkan kembali pengorbanan dan perjuangan para Nabi dan Rasul. Lihat kembali bagaimana para sahabat dan tabiin mengukir peradaban manusia. Di sana ada Thariq bin Ziad yang telah mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk mengubah peradaban Asbania (Spanyol) menjadi peradaban islam yang mampu memimpin peradaban dunia pada waktu itu. Bahkan menjadi pencerahan bagi peradaban Barat yang sedang mengalami kegelapan. Kota Granada dan Alhamra merupakan bukti kejayaan Islam di Eropa yang diawali dengan sentuhan pengorbanan dan perjuangan Sahabat Nabi itu.
Dan bisa kita temukan lelaki sejarah yang lain seperti Umar bin Abdul Aziz yang mampu merubah kondisi ekonomi ummat islam pada saat itu. Sampai tidak ada seorangpun yang menjadi mustahik (menerima zakat) setelah 2 tahun 6 bulan beliau memimpin ummat islam. Keamanan dan kesejahteran menyatu dalam kehidupan rakyatnya, keadilan dan kemakmuran mewarnai seluruh dimensi kehidupan dan di sini, sifat-sifat keluhuran dan nilai-nilai keagungan menghiasi kehidupan para pemimpin dan penguasa pada zamannya.
Berkorban Untuk Bangsa, Bukan Mengorbankan Bangsa
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah….
Sudah saatnya ketika kita berulang kali melaksanakan sholat ied, memahami makna rangkaian ibadah haji dan menteladani sosok Nabiullah Ibrahim a.s. dan keluarganya, maka para pemimpin bangsa ini, para ulama dan cendikiawannya, para hartawan dan karywannya untuk menyatukan langkah dan membulatkan tekad pengorbanan dan perjuangan demi kebaikan, kemandirian dan kemajuan bangsa.
Kebaikan dan kesalehan bangsa ini tidak bisa berharap lagi kepada para Pemimpin yang hanya suka menebar pesona, yang hanya berkata-kata dan yang hanya berjanji. Akan tetapi bangsa ini sedang menunggu para pemimpin yang berkarya, bekerja dan semangat melayani rakyatnya. Karena hakekat seorang pemimpin adalah pelayan yang baik bagi bangsa dan rakyatnya. Selalu mencintai dan mendo’akan mereka. Mendahulukan kepentingan rakyatnya, bukan kepentingan pribadi, keluarga dan golongannya. Apalagi mengorbankan dan menyengsarakan mereka. Allah berfirman:
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ (26)
26. Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. QS Shood: 26
Rasulullah SAW bersabda menggambarkan keharmonisan antara Pemimpin dan rakyatnya:
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ …..”
“Dari ‘Auf bin Malik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka.” HR Imam Muslim, no 3447.
Kholifah Utsman bin Affan r.a. berkata:
قال عثمان بن عفان الخليفة الثالث رضي الله عنه: “إنّ الله ليزع بالسلطان ما لا يزع بالقرآن“
“Sesungguhnya Allah SWT mengatur (mencegah) dengan Kekuasaan apa-apa yang tidak dicegah dengan Al-Quran.”
Imam Ghozali rahimahullah berkata:
قال الإمام الغزالي ـ رضي الله عنه -: “اعلم أن الشريعة أصل، والملك حارس، وما لا أصل له فمهدوم، ومالا حارس له فضائع ”
“ketauhilah bahwa Syari’ah itu adalah dasar/pondasi, sedangkan Raja/Presiden itu adalah penjaga. Maka sesuatu yang tidak memiliki dasar (pondasi) akan mudah dihancurkan dan yang tidak memiliki penjaga, ia akan hilang.”
Kekuasaan merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik untuk kepentingan bangsa. Seharusnya para pemimpin kita menteladani sosok pemimpin yang diabadikan dalam sejarah kemanusian oleh Al-Quran. Pemimpin yang berkorban dan berjuang untuk kemuliyaan dan kebaikan rakyatnya. Seperti yang telah diperankan para Rasul yang disebut “Ulul Azmi”; Nuh a.s, Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s. dan Muhammad SAW. Bukan mencontoh Fir’aun, Namrud dan Hamam yang dilaknat dan binasakan Allah SWT.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah….
Bangsa kita yang tercinta ini, masih jauh dari harapan dan cita-cita luhur bersama. Kerusakan moral yang berkaitan tindak pidana masih sering terjadi, maraknya asusila yang berkaitan dengan pergaulan bebas, free seks, dan bahkan muncul kehidupan Gay ala kaum Luth dengan dalih kebebesan dan hak asasi manusia. Tindak korupsi di instansi Pemerintahan dan BUMN terus menggurita. Meskipun lembaga-lembaga Negara yang didirikan untuk mengatasi dan mencegah korupsi sudah disiapkan. Belum lagi yang berkaitan dengan narkoba dan kehidupan sosial lainya. Bidang ekonomi yang masih ketinggalan dan ada 32 jt 530 ribu penduduk miskin. Supremasi di bidang hokum bak panggung sandiwara antar oknum hakim, jaksa, penyidik dan bahkan pengacara. Dan belum lagi masalah bargaining power yang dimiliki bangsa ini sangat lemah untuk mengatasi problem yang terjadi antar Negara. Kasus dengan Malaisya, Australia dan Singapura. Tidak ada political will untuk keluar dari gurita IMF dan untuk melakukan regulasi kebijakan dengan Perusahaan Asing yang terus menguasai dan mengeksploitasi kekayaan alam kita.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah….
Berkorban dan berjuang untuk bangsa, bukan hanya dilakukan oleh para pemimpinnya saja. Akan tetapi harus ada kerjasama yang baik dari seluruh Sumber Daya Manusia negeri ini. Baik dari kalangan Ulama dan Cendikiawan, Pengusaha dan Hartawan dan semua rakyat yang menjadi elemen bangsa.
Bangsa ini sedang menunggu para pemimin yang benar-benar ingin melakukan perubahan dan perbaikan dalam segala bidang dan yang ingin bekerja untuk menjadikan Indonesia sebagai “Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghofuur”.
Bangsa ini juga berharap lahirnya para Ulama dan cendikiawan yang tidak berhenti untuk menyampaikan pesan-pesan ilahiah, membimbing rakyat untuk akhiratnya dan yang menjadi perekat dan pemersatu ummat. Memperbaiki masalah moral dan social yang melanda pemuda-pemudi agar menjadi generasi robbani harapan bangsa. Karena tanpa bimbingan Ulama, generasi muda bangsa ini akan menjadi rusak, hidup tanpa norma akhlak, terombang-ambing tanpa tujuan pasti dan semakin jauh dari Rabbnya. Allah SWT berfirman:
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (59)
59. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan, QS 19:59
Bangsa ini memerlukan para hartawan yang siap mengulurkan tangan-tangan kemulyaannya untuk mengatasi persoalan social masyarakat. Apalagi saat ini yang dimana Allah SWT sedang menguji kita dengan silih berganti ujian dan musibah terjadi di bumi yang kita pijak. Dari banjir bandang Wasior sampai asap dan lahar Merapi. Begitu juga fakir miskin yang masih banyak berada di sekitar kita.
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (9)
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS Al Hasyr ayat 9)
Memang ketika kita ingin membangun bangsa, mendidik masyarakat, merealisasikan cita-cita luhur dan menegakkan nilai-nilai kebenaran maka harus terpatri political will atau kehendak yang kuat dalam jiwa-jiwa kita, rasa tanggungjawab yang mengkristal dalam bingakai amanah kita dan semangat berkorban dan berjuang berkobar serta membara dalam bingkai kehidupan kita. Siapapun kita….pemimpin, ulama, pengusaha atau rakyat biasa.
Dari sini kita mulai kembali……..
AlIahu Akbar, AlIahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahilhamd
Ma’syiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah…….
Para nabi dan sahabat-sahabatnya telah menggariskan jalan kemenangan itu bagi kita; bahwa harga yang harus dibayar untuk itu adalah pengorbanan. Oleh karenanya kita harus memulai dengan apa yang pernah dilakukan Salafus sholeh. Sebab Imam Malik mengatakan;
“Generasi tenakhir umat, tidak akan menjadi baik, kecuali hanya dengan dengan apa yang telah menjadikan generasi pertama menjadi baik.”
lnilah jalan kembali itu; saat dimana cita-cita menuju ketinggian menguasai segenap pikiran dan jiwa para pemimpin, ulama, hartawan dan semua elemen bangsa ini; saat dimana mereka mampu melepaskan ikatan jiwa dengan dunia dan mulai terbang ke angkasa yang luas; saat dimana mereka menemukan sang iman telah member mereka gelora kekuatan jiwa yang dahsyat; maka mereka mulai bergerak bersama agama dan bangsa ini dan untuk agama dan bangsa ini; maka mereka akan duduk termenung lama untuk melahirkan gagasan besar demi agama dan bangsa ini; maka merekaa akan marah dan sedih, benci dan gembira hanya karena dan untuk agama dan kebaikan bangsa ini; maka tak ada satu detik pun dari waktu mereka yang berlalu begitu saja tanpa manfaat dan daya guna untuk agama dan bangsa ini; maka semua harta yang mereka miliki dan cintai kecuali hanya untuk agama dan kebaikan bangsa ini.
Itulah manusia-manusia yang diperlukan Islam dan bangsa saat ini. Manusia-manusia yang memiliki semua syarat untuk menciptakan peristiwa dan mengukir sejarahnya dengan tangannya sendiri; visi keislaman yang dapat menyinari kehidupan, tekad yang selalu dapat mengalahkan semua krisis, akhlak yang selalu dapat mengalahkan godaan. Dan manusia-manusia besar selalu hadir di tengah krisis, dan setiap krisis besar dalam sejarah sebuah masyarakat atau bangsa, pada mulanya selalu diselesaikan oleh sentuhan tangan dingin manusia-manusia besar itu. Dan begitulah pengorbanan menjadi bibit kebesaran manusia-manusia Muslim.
Saudara-saudaraku… Maka berjanjilah kepada dirimu untuk melakukan itu. Buatlah perjanjian sekali Iagi dengan Allah; bahwa segenap hidup dan matimu, segenap jiwa dan pikiranmu, segenap harta dan waktumu, telah engkau jual kepada Allah swt yang akan dibayarnya – kelak- dengan surga;
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْءَانِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At Taubah ayat 111)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah…..
Mari kita tutup khutbah ini dengan berjanji kembali kepada diri kita dan memperbaruhi perjanjian dengan ALLAH SWT, bahwa semua kehidupan dan kematian hanya untuk Agama ini, semua pikiran dan jiwa kita hanya untuk kebaikan Agama, bangsa dan Negara ini dan semua harta dan waktu kita hanya untuk kebaikan Agama, bangsa dan Negara ini. Hanyalah dengan ini kita akan bisa melakukan perbaikan, perubahan demi masa depan Bangsa dan Negara.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd
Akhirnya dengan kerendahan hati, dan harapan yang penuh kepada Allah kita berdoa, semoga Dia memberikan kepada kita semua kekuatan lahir dan batin, hingga kita mampu memelihara dan menjaga diri kita, isteri kita, anak-anak kita, orang-orang yang kita cintai dari berbagai fitnah yang sedang melanda. Juga agar bangsa ini bangkit dari keterpurukannya, agar saudara-saudara kita tegar dan sabar dalam mengahadapi ujian dan cobaan.
Ya Allah, untuk-Mulah segala pujian dan syukur kami, dari-Mulah semua kebaikan dan keutamaan dunia dan akhirat berasal, kami persembahkan seluruh pujian ini keharibaan-Mu sesuai dengan keagungan wajah-Mu yang mulia…
Ya Allah, sungguh kami telah menzalimi diri-diri kami, jika tidak karena rahmat dan ampunan-Mu niscaya kami pasti tergolong orang-orang yang merugi…
Ya Allah, Engkaulah yang mengetahui seluruh rahasia, melihat semua denyut nurani… Ya Allah, janganlah Engkau menyiksa kami karena dosa-dosa kami, janganlah Engkau pupuskan harapan kami pada-Mu karena dosa-dosa kami, janganlah Engkau mengusir kami dari lingkaran rahmat-Mu karena dosa-dosa kami dan janganlah engkau mengadzab kami dengan ujian dan musibah saat ini karena dosa-dosa kami…Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa kedua orang tua kami serta dosa-dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau menyimpan secuil pun rasa iri dan dendam kepada orang-orang yang beriman..Ya Allah, sungguh Engkau maha Lembut lagi Maha Penyayang…Ya Allah ampunilah dosa-dosa kaum muslimin dan muslimat, baik yang masih hidup dari meeka maupun yang telah meninggal, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan (senantiasa) Mengabulkan semua doa-doa serta Memenuhi segala hajat manusia…
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang menjadi perisai kebaikan bagi segenap urusan kami…perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kami kelak kembali…perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat penghidupan kami…Ya Allah, jadikanlah sisa hidup kami sebagai tambahan kebaikan bagi kami, dan jadikanlah kematian kami sebagai perpisahan yang menenangkan kami dari semua kejahatan…
Ya Allah, berikanlah rasa takut yang akan menjauhkan kami dari kemaksiatan, ketaatan yang akan mengantar kami ke surga-Mu, keyakinan hati yang meringankan semua bencana dunia, karunialah kami dengan semua pendengaran, penglihatan dan kekuatan kami sepanjang hidup kami, jadikanlah pewaris itu dari kami, dan balaslah orang-orang yang telah menzalimi kami, dan tolonglah kami menghadapi musuh-musuh kami, janganlah Engkau letakkan musibah kami dari sisi agama kami, dan janglah Engkau jadikan dunia sebagai mimpi terbesar kami dan batas akhir dari segenap pengetahuan kami…
Ya Allah, hanya pada-Mulah kami mengadukan seluruh duka lara dan kesedihan kami, hanya pada-Mulah kami mengadukan segenap kelemahan tekad kami dan sedikitnya sarana dan daya kami…Ya Allah, Engkaulah Tuhan tempat mengadu orang-orang yang tidak berdaya dan terzalimi, maka gantilah rasa takut kami dengan rasa aman, gantilah kepengecutan kami dengan keberanian, gantilah kesedihan kami dengan harapan yang luas, angkatlah kami dari ketidakberdayaan dan bebaskanlah kami dari belenggu kezaliman seta tegarkanlah hati kami dalan menjalankan agama-Mu…
Ya Allah, sekarang mush-musuh kebenaran dan kemanusiaan serta orang-orang durjana itu telah menguasai kami, menggenggam semua simpul urusan kami, mereka berlaku tiran dan menzalimi kami, mereka membanggakan kekuatan mereka terhadap kami, sedang saudara-saudara dan pendukung-pendukung kami begitu sedikit, maka sekarang kami hanya berlari kembali pada-Mu karena kami percaya pada kekuatan dan daya seta pertolongan-Mu…maka kepada-Mulah kami mengadukan semua kezaliman ini…maka dengarkanlah pengaduan ini Ya Allah, maka dengarkanlah pengaduan ini Ya Allah, maka dengarkanlah pengaduan ini Ya Allah…
Ya Allah, satukanlah hati kaum Muslimin seluruhnya dan jadikanlah mereka sebagai saudara-saudara yang saling mencintai dan mengasihi, janganlah ada dendan diantara mereka, janganlah ada perang diantara mereka, jadikanlah kekuatan mereka untuk menghadapi musuh-musuh mereka dan bukan untuk menghancurkan sesama mereka, jadikanlah kecerdasan, akal dan pengetahuan mereka untuk membangun diri-diri mereka dan bukan untuk saling menipu dan menghancurkan sesama mereka…
Ya Allah, turunkanlah pertolongan-Mu kepada saudara-saudara kami yang sedang berjihad di jalan-Mu di seluruh belahan bumi-Mu; di Palestina, di Chechnya, di Irak dan dimana pun mereka berjigha untuk menegakkan bendera kebenaran-Mu…Ya Allah, satukanlah langkah-langkah mereka, tepatkanlah sasaran dari peluru-peluru mereka, dan ceraiberaikanlah musuh-musuh mereka serta turunkanlah bala tentara-Mu untuk menghancurkan mereka, jangan biarkan ada yang tersisa dari mereka tanpa Engkau hancurkan…Ya Allah, jadikanlah jihad saudara-saudara kami itu sebagai kesaksian kami atas seluruh manusia pada hari dimana kelak Engkau akan mengumpulkan kami…
Ya Allah, kini telah tiba saatnya untuk memetik buah kebatilan ini, maka kirimlah dari langit kebenaran tangan-tangan yang akan memetiknya…Ya Allah, hapuskanlah dari mata umat manusia hijab yang menghalangi pandangan mereka menemukan kebenaran-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Sanggup melakakukan itu.
Ya Allah, kumpulkanlah kami bersama hamba-hamba-Mu dalam surga-Mu, bersama para Nabi, kaum shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shaleh…Ya Allah kumpulkanlah kami bersama Nabi-Mu Muhammad saw, Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib serta seluruh sahabat Rasulullah saw, dalam surga-Mu dan berilah kami kesempatan melihat wajah-Mu di akhirat.
Ya Allah, terimalah seluruh amal kami, ampunilah seluruh dosa kami, dan berilah kami kebaikan dunia dan akhiat serta lindungilah kami dari siksa neraka. Ya Allah, kepada-Mulah seluruh doa ini kami tengadahkan, dan hanya Engkaulah yang akan mengabulkan-Nya. Amin