Sejarah Bangsa Palestina (Bag ke-7): Antara Bermukim dan (Pulang) Kembali

Share to :

Oleh: Tim kajian dakwah alhikmah

alhikmah.ac.id – Semua orang Palestina di berbagai tempat bertekad untuk mendapatkan hak kembali mereka ke Palestina. Rentang waktu puluhan tahun menjadi pengungsi dan jauh dari tanah air, kondisi kekerasan dan penderitaan, berbagai upaya pembauran dan penempatan (untuk bermukim) tidak mampu membelokkan keterkaitan hari mereka dengan tanah suci mereka. Pengungsi Palestina tahun 1948 masih mendidik anak cucu mereka untuk mendapatkan harapan ini, mengajarkan kepada anak cucunya bahwa mereka adalah anak dari desa atau kota Palestina. Banyak di antara mereka yang masih menyimpan kunci-kunci rumah mereka dan dokumen-dokumen kepemilikan tanah yang mereka miliki di Palestina. Kamp-kamp yang mereka tempat sendiri sampai saat ini masih dibagi berdasarkan kota-kota dan desa-desa di mana mereka menetap. Tidak sedikit dari mereka yang tinggal di kamp-kamp menolak perbaikan pelayanan terhadap mereka, karena khawatir itu sebagai bagian dari proses agar mereka bermukim tetap. Bangsa Palestina memiliki tabiat yang sangat sensitive dan sebagian besar orang Palestina memiliki afiliasi dan kecenderungan terhadap orientasi politik dan gerakan Palestina. Orang-orang Palestina di luar memiliki peran kepemimpinan menonjol dalam mendirikan institusi-institusi perjuangan dan PLO serta memimpin gerakan politik Palestina sepanjang 4 dekade yang lalu.

Sampai saat ini orang-orang Palestina telah berhasil menggagalkan 243 proyek tauthin (agar bermukim tetap) di luar Palestina.146

Di antara proyek-proyek yang berhasil digagalkan orang-orang Palestina adalah proyek tauthin (bermukim tetap) di Irak, Suriah, Lebanon, proyek Johnson dan proyek al Ramdan, proyek Sameets – Baruti, proyek Barukh, proyek Sinai, proyek Kin, proyek Hamfri, proyek Rogers dan sebagainya.147

Dalam jajak pendapat terhadap pengungsi Palestina di Suriah misalnya, 99% menolak secara prinsip proyek tauthin, transfer (pengusiran) dan pemberian kewarganegaraan asing. Dan 98% menuntut hak kembali ke desa atau kota asal mereka di Palestina, tidak ada yang menolak hak kembali ke Tepi Barat dan Jalur Gaza kecuali 1% saja.148

Dalam perundingan solusi final dengan pemerintah Palestina, pihak Zionis Israel bertekad menolak hak kembali pengungsi Palestina tahun 1948 dan tidak mau menanggung tanggung jawab apapun terhadap mereka. Israel mengundur-undur terus berkaitan dengan orang-orang Palestina yang terusir dari Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dengan mengancam penggagalan kompromi damai apapun ke depan, meski diterima oleh pihak pemerintah otoritas Palestina. Israel akan mengusung unsure-unsur kegagalannya sendiri, akibat kezhaliman yang akan dialami jutaan orang yang akan menerima perundingan atas kompromi apapun dari jenis ini.

Belakangan pembicaraan bertambah berkaitan dengan orang-orang Palestina di Lebanon, di mana kondisi mereka dianggap sebagai penghalang tersulit di jalan kompromi, diisyaratkan kepada kesiapan Eropa dan Kanada untuk menerima 150 ribu pengungsi Palestina dari Lebanon. Nampak bahwa kemudahan untuk berhijrah ke negara-negara tersebut terus meningkat pada beberapa tahun yang lalu, itu terjadi dengan tenang tanpa ada kegaduhan. Banyak orang Palestina yang hijrah khususnya kaum muda, beberapa laporan juga mengisyaratkan kemudahan-kemudahan itu mulai dilaksanakan bagi pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsi yang ada di Yordania.149

Bersambung…

___

Referensi: Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Warsito, Lc (pent), Ardhu Filistin wa Sya’buha (Tanah Palestina dan Rakyatnya), Seri Kajian Sistematis tentang Issu Palestina (1).

___

Catatan kaki:

146 Lihat wawancara As’ad Abdul Rahman dengan harian al Khalij edisi 4 April 2000.

147 Lihat al Audah edisi 1 Februari 1999 dan 15 Desember 1999 serta harian al Khalij edisi 9 Desember 1999.

148 Harian al Khalij edisi 9 Januari 2000.

149 Lihat misalnya, al Sabil (Yordania) edisi 16 Mei 2000. (dkwt)

download

Picture of admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sign up for our Newsletter